Estonia galau dengan kekuatan negara tetangga di timur

L-39C Albatros_ EstoniaWikimedia

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Estonia merasa galau dengan kekuatan negara tetangga. Kekuatan angkatan bersenjata negara harus secara signifikan ditingkatkan untuk membendung “agresi Rusia”.

Hal itu dikemukakan oleh Panglima Angkatan Bersenjata Estonia Mayjen Martin Herem dalam perbincangan di ERR radio show “Uudis+” pada 22 Januari 2021.

Ia menandaskan, untuk melawan “agresi Rusia” pemerintah Estonia harus menambah anggaran pertahanan negara hingga 6,5% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) republik.

Saat ini pemerintah menganggarkan 2% dari PDB untuk mencapai standar minimal NATO.

Dengan begitu, tambahnya, Estonia akan mampu menahan invasi bersenjata tentara Rusia dalam waktu yang lama.

Ditambahkan, tetangga di timur telah menunjukkan bahwa dalam kondisi yang menguntungkan mereka siap menggunakan kekuatan militernya untuk mencapai tujuannya.

Ia mencontohkan, pengerahan persenjataan Rusia di Georgia dan Ukraina sangat besar. Oleh karena itu, Estonia harus meningkatkan pengeluaran pertahanannya menjadi 6,5% dari PDB.

Herem menyadari, untuk menaikkan anggaran pertahanan hingga 6,5% PDB memang tidaklah mudah.

Akan tetapi untuk dapat menangkis serangan militer musuh, lanjutnya, Estonia harus memiliki sistem pertahanan diri yang kuat seperti artileri jarak jauh, sistem rudal antipesawat jarak menengah, dan enam brigade tambahan untuk pasukan darat.

Selain itu, kekuatan angkatan laut juga menjadi sorotan untuk ditingkatkan.

Estonia menyebut Rusia sebagai musuh

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Estonia Juri Luik menyebut Rusia sebagai musuh dan meminta militer untuk melindungi republik dari “agresi Rusia”.

Republik Estonia merupakan negara yang terletak di kawasan Baltik di Eropa Utara. Selama 40 tahun, Estonia menjadi bagian dari Uni Soviet dan kemudian menyatakan kemerdekaan pada tahun 1991.

Negara yang berbatasan dengan Rusia dan Latvia ini memiliki kurang dari dua juta penduduk. Tallinn adalah ibu kota dan kota terbesarnya.

Angkatan Udara Estonia tidak memiliki jet tempur. Estonia yang bergabung menjadi anggota NATO tahun 2004 ini lebih bertumpu pada kekuatan NATO dengan menyediakan Pangkalan Udara Amari sebagai basis patroli pesawat-pesawat tempur NATO di kawasan Baltik.

Roni Sont

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *