AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Rudal balistik hipersonik udara Kh-47M Kinzhal siap memperkuat layanan militer Penerbangan Angkatan Laut, Armada Utara Rusia. Rudal ini dapat dapat mencapai target dengan presisi tinggi dalam beberapa menit.
Kementerian Pertahanan Rusia menyebut, tidak ada negara yang memiliki sistem pertahanan yang dapat diandalkan untuk melawan rudal ini, tulis harian Izvestia.
Saat ini, resimen gabungan ke-98 dan ke-317 Armada Angkatan Laut Utara dan Pasifik Rusia, masing-masing mengoperasikan satu skadron jet tempur MiG-31. Kedua resimen ini menempati Lapangan Udara Monchegorsk dan Yelizovo.
Di masa Soviet, MiG-31 dipasok ke resimen jet tempur untuk menggantikan MiG-25, Tu-128, dan Su-15. Satuan-satuan di Semenanjung Kola, Sakhalin, dan Kamchatka adalah yang pertama menerimanya.
Baca Juga: 10 Jet MiG-31 Foxhound Siap Tempur dengan Rudal Terbaru Kinzhal
Penerbangan Angkatan Laut Rusia telah menerima dua skuadron jet tempur MiG-31BM. Gambar satelit Monchegorsk dan Yelizovo memperlihatkan, lebih dari dua lusin jet ini tampak diparkir di tempat tersebut.
Rudal Kinzhal memiliki jangkauan hingga 2.000 km. Rudal ini dibawa oleh MiG-31K yang telah ditingkatkan.
Untuk melepaskan rudal tersebut, MiG-31K terbang ke ketinggian 12-15 km. Kemudian, rudal dilepaskan dengan kecepatan tinggi. Kinzhal akan berakselerasi ke kecepatan hipersonik dan terbang ke target dengan lintasan yang rumit.
Kombinasi tersebut memungkinkan pesawat dengan cepat memasuki area peluncuran dan menghancurkan targetnya, seperti kapal perang besar maupun kapal induk.
Kombinasi MiG-31K dan MiG-31BM
Namun demikian, karena MiG-31K tidak dapat menembakkan rudal udara-ke-udara, maka dalam penerbangannya harus disertakan MiG-31BM.
Artinya, resimen gabungan akan terdiri dari setidaknya dua skuadron. Satu pesawat akan memastikan pertahanan udara, sementara pesawat yang lain melaksanakan penembakan terhadap sasaran permukaan.
Harian Izvestia memberitakan, Resimen Udara di Kamchatka dan Semenanjung Kola dapat beroperasi secara efektif di sebagian besar Samudra Atlantik dan Pasifik untuk melawan kapal induk, formasi serangan amfibi, pangkalan komando, dan penyebaran musuh.
Roni Sont