Kapal selam China gunakan drone Sea Wing untuk membuka jalan bagi operasi di laut

Drone Sea Glider

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kapal selam mata-mata China menggunakan drone Sea Wing untuk membuka jalan bagi operasi laut di masa depan. China melakukan aksi mata-mata di perairan antara Australia dan Semenanjung Malaya. Demikian dikatakan ahli seperti diberitakan Bulgarian Military mengutip Defence24.

Dikatakan, kemungkinan besar Angkatan Laut China sedang mempersiapkan cara tersebut untuk penggunaan kapal selamnya yang lebih luas, termasuk persiapan rute yang aman bagi mereka ke Samudra Hindia.

Seperti ramai diberitakan sebelumnya, pada 20 Desember 2020 seorang nelayan di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan telah menemukan wahana selam tak berawak yang kemudian ditariknya ke pantai.

Wilayah penemuan drone bawah air ini memang cukup jauh dari perairan China, lebih dari 1.500 mil laut. Namun ahli meyakini bahwa wahana itu memang punya China.

Ditegaskan, China secara diam-diam telah melakukan penelitian ilegal terhadap wilayah laut di sekitar pulau Indonesia, Filipina, Papua Nugini, dan mungkin juga Australia menggunakan drone laut yang disebut Sea Wing.

Kasus ini bukan pertama kalinya karena penemuan serupa terjadi pada Maret 2020. Nelayan lain juga menemukan wahana ini di Kepulauan Riau, di jalur yang menghubungkan Laut China Selatan dengan Selat Malaka.

Sementara itu, China sejauh ini membantah penemuan wahana air tak berawak yang pernah ditemukan oleh nelayan Malaysia. Disebutkan, Amerika juga melakukan penelitian oseanografi di perairan tersebut dengan menggunakan kendaraan bawah air otonom. Salah satunya yang berhasil dicegat oleh Angkatan Laut China pada Desember 2016,

Sea Wing merupakan wahana nirawak yang dapat menyelam dan mengambang di perairan.

Wahana tesebut dilengkapi dengan kamera dan sistem pemrosesan menggunakan komunikasi satelit untuk mengirimkan data maupun gambar yang diambil.

Penemuan drone Sea WingMedia Selayar.

Penemuan drone laut oleh nelayan di Pulau Selayar pada 20 Desember 2020.

Dijelaskan, glider bawah air seperti drone Sea Wing dapat digunakan sebagai peralatan permanen di kapal pengintai dan hidrografi China. Pada Desember 2019, China mengungkapkan, salah satu kapal penelitian mereka, “Xiang Yang Hong 06,” melepaskan 12 wahana layang di bagian timur Samudra Hindia.

Sementara itu di Jakarta pada 4 Januari 2021, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, wahana air yang ditemukan nelayan di Pulau Selayar merupakan Sea Glider. Wahana ini diluncurkan dari sebuah kapal dan dioperasikan dari jarak jauh ke lokasi-lokasi yang diobservasi.

Selama di dalam air, kata Yudo, Sea Glider akan merekam semua data batimetri di lokasi yang dilaluinya. Bila dirasa cukup, alat ini akan naik ke permukaan. Daya tahan wahana ini di air bisa mencapai dua tahun.

Yudo Margono menegaskan Sea Glider bawah laut yang ditemukan di perairan Sulawesi Selatan tidak berfungsi untuk aktivitas intelijen. Alat ini kerap digunakan untuk kegiatan penelitian.

Untuk pengukuran parameter oseanografi jangka panjang

Benda asing ini, jelasnya, memiliki badan utama terbuat dari aluminium dengan dua sayap masing-masing berukuran 50 cm dengan panjang bodi 225 cm, serta panjang propeler 18 cm. Kemudian panjang antena belakang 93 cm dan terdapat instrumen mirip kamera yang terletak di bagian badan. Tidak ditemukan ciri-ciri atau tulisan negara pembuat sehingga belum tahu benda ini milik siapa.

Sea Glider atau Underwater Glider, lanjug KSAL, adalah kendaraan bawah air nirawak atau Autonomous Underwater Vehicle (AUV) yang dikembangkan untuk pengukuran parameter oseanografi jangka panjang yang berkelanjutan untuk kepentingan penelitian ataupun pertahanan, dimana pengamatan oseanografi tidak dapat dilakukan oleh teknologi penginderaan jauh seperti satelit.

KSAL jelaskan Sea GliderDispenal

KSAL Laksamana TNI Yudo Margono memeberikan penjelasan mengenai drone Sea Glider di Jakarta pada 4 Januari 2020.

Selain itu, AUV ini memiliki kemampuan mengambil data multibeam dan side scan sonar yaitu pengambilan data kedalaman, Citra Dasar Laut, Conductivity Temperature Depth (CTD) dan Sound Velocity Profiler (SVP)  di mana data tersebut selain digunakan untuk kepentingan Peta Laut, kepentingan Industri kelautan, juga untuk kepentingan militer seperti peta layer bawah laut (untuk mencari jalan kapal selam).

“Tapi kalau dipakai pertahanan, mungkin bisa digunakan data kedalaman ataupun layer lautan tadi, supaya kapal selam tidak dapat dideteksi oleh sonar kapal atas air,” kata Yudo.

Soal kepentingan apa yang ingin didapatkan dari penggunaan wahana ini, lanjutnya, tergantung pada negara yang menerima data tersebut.

“Jadi alat ini dipakai untuk riset, namun tentunya (tergantung) negara yang menerima data tersebut menggunakannya buat apa. Jadi alat ini lebih kepada untuk riset, riset bawah laut,” tandasnya.

Roni Sontani

0 Replies to “Kapal selam China gunakan drone Sea Wing untuk membuka jalan bagi operasi di laut”

  1. tergantung yang menggunakan riset tersebut :
    militer = kegiatan intelijen
    pendidikan = kegiatan ilmiah
    tapi apa ya boleh dari pihak asing melakukan riset tanpa ijin di luar wilayahnya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *