AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pada awal milenium Korps Marinir AS (USMC) berencana untuk meningkatkan (upgrade) sebagian besar helikopter CH-53E Super Stallion miliknya agar tetap dapat digunakan lebih lama, tetapi rencana ini terhenti.
Menangkap peluang, selanjutnya pabrikan Sikorsky mengusulkan versi baru sebagai penerus CH-53E awalnya diberi kode pabrikan sebagai CH-53X.
USMC-pun kepincut, pada April 2006 akhirnya menandatangani kontrak untuk 156 unit yang diberi kode baru CH-53K senilai 18,8 miliar dolar AS. Pada Agustus 2007, USMC meningkatkan pesanan CH-53K dari 156 menjadi 227 unit.
USMC bermaksud untuk memiliki delapan skuadron heli yang mendapatkan julukan resmi King Stallion ini. Selain itu ada satu skuadron pelatihan dan satu skuadron cadangan.
Pengembangan CH-53K ternyata tak sesuai target, akibat penundaan tersebut penerbangan perdananya baru dilakukan pada 27 Oktober 2015.
Sedangkan heli produksi pertama baru dikirimkan Sikorsky kepada USMC pada 16 Mei 2018 dan pada saat itu 18 helikopter tambahan sedang dalam jalur produksi pabrik.
Dari segi spesifikasi, CH-53K diawaki oleh empat kru dan kapasitas angkut 30 pasukan bersenjata. Berdimensi panjang termasuk rotor 30 m dan panjang badan saja 22,2 m, lebar 5,3 m dan tinggi 8,6 m.
CH-53K ditenagai tiga mesin 2,6 m turboshaft General Electric T408 (GE38-1B) masing-masing berdaya 5.600 kW. Kecepatan maksimumnya 310 km/jam, ketinggian terbang 4.900 m dan jangkauan 850 km.
Dibandingkan pendahulunya, kinerja CH-53K jauh meningkat melampui CH-53E. Dengan membawa hampir dua kali lipat muatan eksternal 12.200 kg pada radius yang sama yaitu 204 km.
Muatan internal CH-53K mencapai 15.900 kg sementara CH-53E hanya 14.515 kg. Lalu berat kotor maksimum CH-53K menjadi 39.900 kg atau meningkat dibandingkan CH-53E yang 33.300 kg saja.
Rangga Baswara Sawiyya