AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Resimen Kavaleri 1 Marinir (Menkav 1 Mar) memberikan dukungan 10 kendaraan tempur Tank Amfibi BMP-3F dalam kegiatan uji fungsi Embarkasi dan Debarkasi KRI Teluk Youtefa-522 yang dilaksanakan di Dermaga Kolinlamil Tanjung Priok Jakarta Utara dan Perairan Pulau Bokor Kepulauan Seribu pada 16 Desember 2020.
KRI Teluk Youtefa merupakan kapal perang baru TNI AL jenis Landing Ship Tank (LST). Kapal perang ini adalah kapal kelima dari kelas KRI Teluk Bintuni yang diproduksi oleh PT Daya Radar Utama (DRU). Pembuatan kapal dilaksanakan selama 16 bulan. Kapal ini dirancang dapat mengangkut tank tempur utama (MBT) Leopard milik TNI Angkatan Darat dan Tank BMP 3F milik Korps Marinir TNI Angkatan Laut.
Seperti diberitakan Dispen Kormar, kegiatan uji fungsi Angkut Tank ke-5 tersebut bertujuan agar mengetahui sejauh mana kemampuan KRI Teluk Youtefa dalam mengangkut kendaraan tempur jenis tank sehingga selalu siap untuk diterjunkan di daerah operasi maupun latihan. Terlebih, ini adalah kapal perang baru.
Lebih lanjut bagi Menkav 1 Marinir, kegiatan uji fungsi ini juga berguna sebagai ajang latihan untuk mengasah kemampuan dan profesinalisme prajurit pengawak kendaraan tempur lapis baja yang mempunyai tugas pokok sebagai pasukan pendarat.
Kegiatan uji fungsi ditinjau langsung oleh Pangkolinlamil Laksamana Muda (Laksda) TNI Irwansyah, Kepala Staf Kolinlamil Laksma TNI Dwika Cahya Purnama, perwakilan PT DRU, dan para pejabat dari TNI AL lainnya.
Korps Marinir TNI AL saat ini sedikitnya telah mengoperasikan 54 tank amfibi BMP-3F. Tank buatan Kurganmashzavod pertama diterima Korps Marinir pada 2011. Kemudian pada 2014 pemerintah Rusia kembali menyerahkan 37 tank amfibi BMP-3F kepada Indonesia. Kedatangan armada BMP-3F saat itu disambut oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Pusat Latihan Tempur Karang Tekok, Kabupaten Situbondo, Jatim.
Penyerahan tank amfibi ini juga dihadiri oleh Panglima TNI saat itu Jenderal Moeldoko, KSAL saat itu Laksamana Marsetio, dan Komandan Korps Marinir saat itu Mayjen (Mar) A. Faridz Washington.
Kemudian pada 2019 Indonesia kembali menandatangani pengadaan 22 BMP-3F dari Rusia. Kali ini dibarengi dengan pengadaan 21 BT-3F. Pengadaan BMP-3F merupakan yang ketiga kali, sementara untuk BT-3F adalah yang pertama.
Seperti pernah Airspace Review beritakan sebelumnya, BT-3F dibangun dari basis BMP-3F. Kendaraan ini dirancang sebagai wahana transportasi unit-unit Marinir, penjaga pantai, maupun pasukan darat. Baik untuk kendaraan bantuan tembakan maupun sebagai kendaraan pendukung pendaratan pasukan dalam operasi pertempuran.
BT-3F dapat memuat 17 personel termasuk awak kendaraan yang terdiri dari pengemudi, asisten komandan, dan operator pendaratan. Selain pengemudi, kedua awak tadi juga bisa berperan sebagai operator senjata.
Sementara itu KRI Teluk Youtefa-522 dapat mengangkut 10 tank Leopard atau 15 BMP-3F, dua helikopter, dan 476 orang. Sistem propulsi kapal ini terdiri dari dua mesin diesel STX MAN 9L27 / 38, masing-masing dengan output 3285 kW. Kecepatan laju tertinggi mencapai 16 knot.
Kapal yang mampu berlayar selama 20 hari tanpa bekal ulang ini dilengkapi crane untuk bongkar muat kargo.
Kapal juga dilengkapi senjata pertahanan diri berupa meriam bofors kaliber 40/L70 mm, kanon PSU kaliber 20 mm, dan dua unit Senapan Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm.
Roni Sontani