AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Tahun 1950 pabrik pesawat baru SOKO (Falcon) didirikan oleh pemerintah Yugoslavia di Mostar, Boznia Herzegovina. Sebelumnya pabrik ini berlokasi di Ikarus dan Zemun, Serbia.
Produk pertamanya adalah pesawat latih bermesin piston SOKO 522 yang terbang perdana pada 1955 dan pesawat COIN J-20 Kraguj (Sparrowhawk) tahun 1964.
Perkembangan SOKO makin meningkat dengan hadirnya jet latih G-2 Galeb (Seagull) tahun 1961 dan versi serang ringan J-21 Jastreb (Hawk) pada 1965.
Tahun 1974 lahir jet tempur serang darat J-22 Orao (Eagle) yang dikembangkan bersama dengan pabrik pesawat IAR dari Rumania (lAR-93 Vultur).
Selanjutnya hadir G-4 Super Galeb tahun 1978, yaitu jet latih modern dari Eropa Timur yang penampilannya mirip BAE Hawk 50 dari Inggris.
Proyek terakhir SOKO sebelum bubar adalah Novi Avion (Pesawat Baru) yang dirilis awal 1990-an. Ini adalah jet tempur multi-role Gen-4 yang berpenampilan mirip Rafale dari Perancis. Namun proyek ini berhenti sebelum menghasilkan prototipe.
Dengan bubarnya Republik Federal Sosialis Yugoslavia tahun 2003, pabrik pesawat SOKO beralih fungsi sebagai produsen suku cadang otomotif, tak lagi memproduksi pesawat terbang.
G-2 Galeb milik PTDI
IPTN (kini PTDI) memiliki sebuah jet latih G-2 Galeb buatan SOKO Yugoslavia. Pesawat ini didatangkan ke Indonesia sekitar tahun 1993.
Jet berregistrasi PK-XGS ini kemudian digunakan PTDI sebagai pesawat chaser uji terbang prototipe N250 Gatotkaca dan Krincingwesi.
Pesawat ini aktif digunakan oleh PT Dirgantara Indonesia hingga tahun 2000.
Kini G-2 Galeb masih tersimpan dan terawat baik di PTDI, Bandung, Jawa Barat.
Rangga Baswara Sawiyya