China akan beri sanksi kepada Boeing, Raytheon, dan Lockheed Martin

F-16 TaiwanEPA

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – China berencana akan memberikan sanksi kepada tiga korporasi besar dari Amerika Serikat (AS), yaitu Boeing, Raytheon, dan Lockheed Martin. Sanksi akan dijatuhkan karena ketiga perusahaan tersebut memasok paket penjualan sistem persenjataan kepada Taiwan.

Sebelumnya pada 21 Oktober 2020, Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui paket penjualan militer asing senilai 1,8 miliar dolar AS kepada Taiwan.

Paket tersebut mencakup 135 unit rudal Boeing AGM-84H SLAM-ER (Standoff Land Attack Missile Expanded Response), empat Rudal Telemetri ATM-84H SLAM-ER dan 12 CATM-84H Captive Air Training Missiles (CATM), enam pod pengintai Collins Aerospace MS-110, dan 11 peluncur roket M142 HIMARS (High Mobility Artillery System).

“Untuk menegakkan kepentingan nasional, China memutuskan akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memberikan sanksi kepada perusahaan AS yang terlibat dalam penjualan senjata ke Taiwan, termasuk Lockheed Martin, Boeing Defense, Space & Security, dan Raytheon, serta individu dan entitas AS yang ikut berperan dalam prosesnya,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam konferensi pers pada 26 Oktober seperti diberitakan Defense News.

Pada Juli lalu, China juga telah menyatakan akan memberikan sanksi kepada Lockheed Martin atas penjualan 66 jet tempur F-16V kepada Taiwan.

Tidak dijelaskan sanksi apa yang akan dijatuhkan oleh Beijing dan kapan sanksi akan mulai diberlakukan.

Disinyalir, Boeing dan Raytheon rentan terhadap sanksi dari China karena keduanya memiliki bisnis penerbangan komersial di China. Sementara Lockheed Martin hanya menjual beberapa produk sipil komersial kurang dari 1%.

Boeing Commercial Airplanes bisa menjadi target, terutama saat upaya untuk mensertifikasi ulang pesawat 737 Max di China bakal terkena dampaknya. Boeing memasok banyak pesawatnya ke maskapai di China.

Disebutkan, pemerintah China memiliki kekuatan untuk menunda sertifikasi ulang 737 MAX hingga waktu yang tidak ditentukan. Tindakan ini dapat menimbulkan risiko pada 89 jadwal pengiriman pesawat Boeing pada 2021.

Sementara Raytheon, memiliki anak perusahaan Collins Aerospace yang produknya tersebar di pasar kedirgantaraan. Ini juga akan berdampak besar pada produk-produk yang dipasarkan.

Meski demikian, Zhao menyatakan bahwa sanksi itu tidak akan dijatuhkan terhadap bisnis pesawat komersial dan hanya akan dikenakan terhadap bidang bisnis militer.

Roni Sontani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *