AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Operation Deep Freeze (ODF) sudah dimulai. Pesawat angkut militer C-17 Globemaster III dari Pangkalan Gabungan Lewis-McChord di Washington terbang ke Antartika beberapa kali pada pekan terakhir.
Pesawat itu memindahkan 151 personel dan 74,8 ton kargo berupa peralatan-peralatan penting ke Stasiun McMurdo di Antartika dalam tiga sorti.
Sebelum operasi dilaksanakan, para penerbang dan seluruh kru dikarantina terlebih dahulu selama 14 hari. Hal ini untuk memastikan bahwa mereka tidak terkena COVID-19 sekaligus untuk menjaga Antartika sebagai benua terakhir yang terbebas dari virus ganas dari Wuhan.
Bagi Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF), operasi menembus kebekuan yang dalam di Antartika, bukanlah yang pertama kalinya dilaksanakan. Misi ini telah berlangsung selama 65 tahun terakhir untuk mendukung penelitian Yayasan Ilmu Pengetahuan Nasional di Antartika.
Operasi mulai dilaksanakan pada awal Agustus dan berlangsung pada puncaknya pada di bulan September-November di mana suhu terdingin tiba.
Kolonel Jamielyn Thompson, Wakil Komandan Gugus Tugas Gabungan-Dukungan Pasukan Antartika, mengatakan, dalam setiap pelaksanaannya misi ODF selalu ada tantangannya tersendiri.
“Misi ODF 2020-2021 kali ini sangat berbeda karena kita dihadapkan pada tindakan untuk melakukan pencegahan khusus penyebaran COVID-19 sambil menyediakan transportasi dan logistik untuk Program Antartika AS dan National Science Foundation,” ujarnya seperti dikutip dalam siaran berita Angkatan Udara Pasifik.
Bulan lalu, 30 Penerbang dikerahkan dari Wing Udara ke-62 dan ke-446 di McChord menuju Selandia Baru. Mereka pun menjalani karantina terlebih dahulu sebelum melaksanakan tugasnya.
Para penerbang membatasi kontak dengan penumpang, mengenakan masker, dan membawa alat maupun maupun peralatan toilet terpisah untuk melindungi diri dari COVID-19.
Ya, itulah salah satu tantangan yang harus dihadapi para personel militer di tahun 2020 yang dilanda virus baru secara global. Virus yang sangat berbahaya.
Roni Sontani