AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Umur pakai jet tempur F-16 dipastikan masih panjang setelah Lockheed Martin (LM) mendapatkan kontrak 62 miliar dolar AS untuk 10 tahun ke depan atas pesanan F-16 varian terbaru melalui mekanisme Foreign Military Sales (FMS).
Hal itu berarti, banyak negara masih akan menggunakan F-16 Viper dalam beberapa puluh tahun ke depan di tengah munculnya jet-jet tempur generasi kelima.
Pengumuman kontrak pesanan untuk F-16 terbaru disampaikan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD) pada Jumat (14/8/2020).
Namun demikian, DoD tidak merinci siapa saja pemesan F-16 terbaru ini dan berapa banyak total F-16V yang akan dikirimkan. Kontrak bersifat indefinite-delivery/indefinite-quantity (IDIQ) dan fixed-priced incentive.
Hanya saja, Pentagon menyatakan, sebagian dari kontrak ini mencakup pengiriman 90 F-16 varian terbaru.
Sebelumnya diberitakan, Taiwan telah melakukan penuntasan kontrak pembelian 66 F-16V dari Amerika Serikat senilai 8 miliar dolar AS.
Ada juga kontrak pesanan 8 F-16V dari Bulgaria dan 14 F-16F dari Slowakia.
Pesawat F-16 terbang perdana pada 1974 dan mulai digunakan sejak tahun 1978.
Lebih dari 4.600 unit telah diproduksi dalam berbagai varian, menjadikannya sebagai jet tempur generasi keempat dengan jumlah produksi terbanyak di dunia hingga saat ini.
F-16 Viper merupakan pesawat F-16 Block 70/72. Berbagai keunggulan dimiliki pesawat ini. Selain dapat membawa beragam persenjataan terbaru, varian ini dilengkapi dengan radar AN/APG-83 SABR (Scalable Agile Beam Radar) buatan Northrop Grumman yang merupakan jenis radar AESA (active electronically scanned array).
F-16V juga dilengkapi dengan komputer misi terbaru, sistem penghindar tabrakan dengan daratan secara otomatis (Auto GCAS), dan perangkat modern lainnya.
Roni Sontani