AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – China menunjukkan pertama kali rupa pesawat pembom H-6J milik Pasukan Udara Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLANAF) dalam sesi latihan di Laut China Selatan.
H-6J merupakan varian maritim dari H-6K (milik Angkatan Udara) di mana pesawat telah menjalani sejumlah modifikasi dan peningkatan kemampuan. H-6 sendiri merupakan produk lisensi China dari pembom berat Tu-16 buatan Uni Soviet. Pesawat ini didesain mampu membawa senjata termonuklir.
Media China, Nanfangwang seperti dikutip Sputnik (13/8/2020), melaporkan H-6G dan H-6J dilibatkan dalam latihan yang digelar di kawasan Laut China Selatan. Penampilan H-6J merupakan yang pertama kali terlihat oleh publik.
Sementara itu sebelumnya, The Diplomat memberitakan, PLANAF telah menerima pembom H-6J yang dibuat oleh Xi’an Aircraft Industrial Corporation (XAC). Empat unit pesawat ini teridentifikasi pertama kali melalui citra satelit di Pangkalan Udara PLANAF di Guiping-Mengshu, Guangxi pada 7 September 2018.
Sebulan setelah itu, IHS Jane’s memberitakan bahwa varian baru dari H-6 telah dibuat oleh China. Namun saat itu Jane’s tidak mengelaborasi lebih lanjut varian dari H-6K dimaksud.
Diduga kuat, H-6J akan menggantikan peran pembom H-6G yang telah digunakan oleh PLANAF sejak tahun 1990-an.
Dibandingkan dengan H-6G, H-6J diduga memiliki kapasitas membawa rudal anti-kapal dengan jumlah tiga kali lipat lebih banyak. Pesawat ini juga mampu menjelajah jarak 3.500 km lebih jauh.
Dalam satu kali penerbangan H-6J mampu membawa tujuh rudal jelajah supersonik anti-kapal YJ-12 dengan komposisi enam di sayap dan satu di ruang bom. Rudal ini mampu menjangkan sasarn pada jarak hingga 400 km dengan kecepatan maksimum 3 Mach.
Roni Sontani