AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Korea Selatan telah meluncurkan prototipe pertama radar AESA (active electronically scanned array) untuk jet tempur KF-X yang sedang dikembangkan oleh Korea Aerospace Industries (KAI).
Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) mengatakan, peluncuran prototipe radar AESA untuk KF-X dilaksanakan di fasilitas penelitian dan manufaktur milik Hanwha Systems di Hanjin.
Pembuatan radar AESA di dalam negeri oleh Hanwha, dilakukan oleh Korea Selatan mulai tahun 2016 karena Negeri Ginseng tidak mendapatkan akses teknologi radar ini dari Amerika Serikat. Proyek pembuatan radar AESA ini dipimpin oleh Badan Pengadaan Pertahanan (ADD) Korea Selatan.
Washington pada 2015 secara tegas telah menyatakan penolakannya memberikan teknologi radar AESA kepada Korea Selatan. Padahal di satu sisi Korea Selatan merupakan sekutu AS dan telah membeli berbagai jenis pesawat tempur buatan AS termasuk jet tempur siluman F-35.
Pembuatan radar AESA oleh Hanwha System telah melewati beberapa tahapan. Radar yang dilengkapi dengan seribu modul transmisi dan penerima ini telah melewati Tahapan Desain Kritis pada 2019.
Komponen radar AESA terdiri dari modul antena, perangkat pemrosesan, dan sumber tenaga.
Pada April 2019, seluruh sistem ini telah menjalani pengujian udara di wilayah Afrika dengan dihadiri oleh perwakilan dari ADD, Hanwha, dan KAI.
Pengembangan radar AESA oleh Korea Selatan mendapat bantuan dari sejumlah perusahaan elektronik dari luar negeri seperti Elta Systems dari Israel, Leonardo dari Italia, dan Saab dari Swedia.
Radar AESA untuk KF-X rencananya akan diintegrasikan pada mock-up pesawat KF-X tahun ini. ‘
Kantor berita Yonhap pada Jumat, 7 Agustus 2020 memberitakan bahwa radar AESA untuk KF-X nantinya juga akan diintegrasikan pada jet tempur buatan dalam negeri T/FA-50 Golden Eagle.
Program tet tempur KF-X digelar oleh Seoul dengan anggaran mencapai 8,8 triliun won (7,43 miliar dolar AS) pada 2016. Pesawat ini dibuat untuk menggantikan armada F-4 dan F-5 milik Angkatan Udara korea Selatan (RoKAF).
Pesawat dirancang mampu terbang hingga jarak 2.900 km dan melaju di udara dengan kecepatan maksimum 1,81 Mach.
Korea Selatan menggandeng Indonesia sebagai mitra pengembangan pesawat ini dengan ikut menanamkan investasi 20% biaya riset dan pengembangan.
KF-X menyerupai jet tempur generasi kelima F-35A buatan Lockheed Martin. Pesawat ini dilengkapi 10 tiang gantungan senjata dengan kapasitas muat mencapai 7,7 ton.
KF-X diproyeksikan dapat membawa sejumlah persenjataan. Di antaranya adalah rudal udara ke udara jarak pendek IRIS-T buatan Diehl BGT Defence dari Jerman dan rudal udara ke udara jarak jauh Meteor buatan MBDA Perancis.
Roni Sontani
Menyongsong kelahiran pesawat jenis baru “4.75 Gen Fighter”
widih 7,7 ton kemampuan membawa muatannya? udah masuk kelas berat berarti, setara Flanker Fam yang membawa 8 ton..Indonesia lepas ini akan sangat rugi..karena Radar ini murni tidak ada campur tangan ASU jadi Korsel masih bisa dilobi lobi untuk TOTnya.