AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kepala Angkatan Udara (Chief of Air Force/CAF) Australia, Air Marshal Mel Hupfeld, mengatakan Angkatan Udara Australia (RAAF) saat ini sangat maju. Ia menyebut, RAAF saat ini jauh lebih profesional dibanding saat ia baru masuk RAAF pada empat dekade lalu.
Hal itu dikatakan Hupfeld dalam podcast Australian Aviation, yang dipandu oleh Phil Tarrant.
“Seperti siang dan malam,” kata Hupfeld membandingkan masa-masa awal ia bergabung dengan RAAF tahun 1980.
“Bila saya diskusikan dengan para pilot veteran Perang Dunia II ketika saya baru memulai menjadi penerbang muda di RAAF, mereka pun mengatakan hal yang sama. Bahwa Angkatan Udara di zaman saya saat itu berkembang lebih profesional dibandingkan dengan zaman mereka.”
Hufpeld mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Australia yang telah mengalokasikan anggaran pertahanan menjadi 270 miliar dolar Australia untuk satu dekade ke depan.
Seperti diketahui, pada awal Juli lalu Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan bahwa anggaran pertahanan Australia telah dinaikkan untuk sepuluh tahun ke depan. Morrison menyebut, dunia sedang mengalami perubahan dan gejolak. Kompetisi antara China dan Amerika meningkat, dan karenanya Australia merasa perlu untuk meningkatkan kekuatan menghadapi gejolak situasi di kawasan Indo-Pasifik.
Salah satu program peningkatan kapabilitas RAAF, pemerintah Australia juga telah mengalokasikan investrasi 17 miliar dolar Australia (12,27 miliar dolar AS) dalam pembelian 72 unit jet tempur siluman F-35A Lightning II. Sebagian dari pesawat ini secara bertahap telah diterima oleh Negeri Kanguru.
Melvin Ernest Glanville Hupfeld menjabat sebagai CAF of RAAF sejak Juli 2019. Kelahiran 7 Maret 1962 ini adalah penerbang jet tempur F/A-18 Hornet dan pernah menjadi Komandan Skadron 75 RAAF.
Semasa tugasnya sebagai penerbang tempur, Hufpeld mendapat penghargaan atas kiprahnya dalam Perang Irak tahun 2003.
Roni Sontani