AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Tak ingin ketinggalan dengan tren dunia yang melansir sistem SPH (self-propeller howitzer) beroda ban, industri pertahanan Rusia meluncurkan 2S43 Malva berbasis truk pada pertengahan Juli 2020.
Dibandingkan versi beroda rantai, SPH beroda ban memiliki bobot lebih ringan dan lebih lincah bermanuver.
Kendaraan tempur ini tak membutuhkan truk pengangkut sehingga dapat digerakkan dengan cepat ke titik tujuan.
Malva dikembangkan oleh Burevestnik Central Research Institute, sebuah divisi dari Uralvagonzavod yang sekarang merupakan bagian dari perusahaan negara Rostec.
Seperti Airspace Review pelajari dari Army Recognition, kendaraan Malva didasarkan pada sasis truk militer BAZ-6010-027 berpenggerak 8X8 yang diproduksi oleh Pabrik Mobil Bryansk.
Sementara untuk persenjataan utamanya mengusung howitzer kaliber 152 mm.
Layaknya SPH modern lainnya, Malva juga mengadopsi sistem pemuatan munisi semi otomatis dengan laju tembakan 8 ronde per menit.
Malva dirancang untuk dapat menghancurkan pos komando, pusat komunikasi, pangkalan tank dan panser, bunker dan barak prajurit, depot bahan bakar, situs sistem pertahanan udara, hanggar pesawat, dan landasan pacu.
Kehadiran Malva disebutkan dapat menggantikan peran SPH beroda rantai lama milik Angkatan Darat Rusia, yakni 2S19 Msta 152 mm dan 2S1 Gvozdika 122 mm.
Rangga Baswara Sawiyya