Pentingnya Penguasaan Teknologi Informasi Menghadapi Perang Modern

E-7 WedgetailRAAF

Pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi di satu sisi menimbulkan tingkat kerawanan yang sangat tinggi di mana pihak-pihak lain bisa mengakses bahkan mencuri data dan informasi penting yang kita buat/kumpulkan.

Informasi/data penting menyangkut rahasia negara, bisa dengan mudah kemudian dibocorkan kepada publik apabila seseorang atau lembaga memiliki kemampuan untuk menjebol dinding pertahanan data dan informasi musuh.

Oleh karena itu, institusi militer utamanya, harus memiliki kemampuan lebih guna melindungi sistem informasi dan pengolahan datanya karena informasi/data-data yang dikumpulkan sangat erat kaitannya dengan hasil pelaksanaan segala kegiatan dan operasi.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus memiliki minimal tiga komponen penunjang guna mencapai sasaran tersebut. Yaitu komponen kemampuan perang informasi, kemampuan perang elektronika, dan kemampuan perang komando pengendalian (Kodal) untuk melindungi data dan informasi dari gangguan musuh.

Beragam kegiatan di lingkungan militer dapat dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan informasi. Dari sisi matra udara, pengamatan dari udara (air surveillance) menggunakan satelit atau pesawat telah dikembangkan oleh negara-negara maju dan dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh dinas intelijen militer mereka untuk mendapatkan informasi yang lebih detail dan akurat. Pengamatan langsung dari udara memungkinkan suatu negara mengetahui secara fisik berbagai pergerakan militer yang tengah disiapkan oleh negara lain.

Satelit yang digunakan untuk kegiatan air surveillance secara terus menerus dapat melaksanakan berbagai observasi dari udara dalam jarak aman dan umumnya luput dari perhatian musuh.

Selain pengamatan udara, kegiatan pengintaian udara (air reconnaissance) juga dilaksanakan untuk menunjang pengumpulan data dan informasi. Berbeda dengan air surveillance maka kegiatan air reconnaissance lebih terfokus pada suatu wilayah dan kegiatan tertentu untuk mengobservasi objek atau target-target yang dicurigai.

Air surveillance dan air reconnaissance kemudian dilengkapi dengan kegiatan air intelligence atau intelijen udara di mana muaranya adalah memberikan hasil olahan informasi dan data kepada pimpinan untuk dijadikan sebagai dasar melaksanakan suatu tindakan.

Makin tingginya tuntutan penguasaan informasi dan data dalam era perang modern, pada akhirnya menuntut pula penyediaan perangkat-perangkat pendukung untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Bagaimana suatu institusi militer bisa memberikan informasi/data yang akurat dan aktual, sedangkan alat-alat yang dibutuhkan untuk itu tidak tersedia atau belum memadai.

Melengkapi radar permanen maupun radar bergerak (mobile radar) untuk menutup seluruh celah wilayah udara nasional, mengadakan satelit pertahanan, mengadakan pesawat peringatan diri dan kontrol udara (AEW&C), melengkapi pesawat-pesawat (berawak maupun tanpa awak) untuk pengamatan dan pengintaian maritim dan wilayah daratan perbatasan, dan membangun sistem sambungan data (data link) dan komunikasi secara real time dan terpadu, adalah di antara kebutuhan-kebutuhan negeri ini untuk mencapai penguasaan informasi/data.

Informasi/data sifatnya sangat penting dalam perang modern. Karena, siapa yang menguasai hal itu, dialah yang berkemungkinan sangat besar dapat memenangkan pertempuran.

Roni Sontani

4 Replies to “Pentingnya Penguasaan Teknologi Informasi Menghadapi Perang Modern”

  1. Apakah ada suatu instansi yang benar-benar mengajarkan kita/sekolah khusus untuk mempelajari penguasaan teknologi mulai sejak bangku sekolah?

    1. Teknologi informasi secara khusus dapat dipilih jurusannya di perguruan tinggi selepas pendidikan SMA, atau jurusan-jurusan lain yang ada kaitannya. Sedangkan pendidikan secara umum bisa didapatkan di mana saja, termasuk dari internet.

    1. informasi bisa dijebol atau tidak oleh musuh adalah terkait dengan sistem pertahanan/proteksi informasi tersebut agar tidak terjadi kebocoran. Kebocoran bisa melalui dunia maya maupun kebocoran secara manual-konvensional berupa hard copy atau melalui lisan dari orang ke orang atau dengan cara-cara lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *