Jet tempur F-16CM milik USAF jatuh, pilot meninggal dunia

F-16CMUSAF

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Bulan Juni 2020 ditutup dengan kabar duka bagi Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF). Sebuah jet tempur F-16CM Fighting Falcon dari 20th Fighter Wing yang berpangkalan di Shaw Air Force Base, South Carolina, jatuh menjelang pergantian bulan.

Jet tempur yang jadi salah satu tulang punggung USAF itu mengalami naas sekitar setengah jam menjelang tengah malam waktu setempat.

Seperti diberitakan Air Force Times (1/7), pesawat jatuh akibat roda pendarat yang tidak berfungsi semestinya saat mendarat di landasan Shaw AFB.

Pilot F-16 tersebut meninggal dunia setelah sempat dilarikan ke Rumah Sakit Prisma Tuomey.

Belum ada kejelasan apakah pilot sempat memakai kursi pelontar (ejection seat) atau tidak. Kejadian tragis ini menambah daftar kecelakaan yang menimpa sejumlah jet tempur USAF belakangan ini.

Belum ada rincian juga, dari skadron mana pilot maupun jet tempur F-16 itu bernaung.

Untuk diketahui, 20th Fighter Wing di Shaw AFB membawahi tiga skadron yang semuanya mengoperasikan F-16C/D Fighting Falcon, yaitu 55th Squadron, 77th Squadron, dan 79th Squadron.

F-16CM sendiri sebetulnya bukanlah desainasi resmi USAF. Kode “CM” disematkan oleh para pilot dan teknisi USAF sebagai penanda bahwa jet tersebut adalah varian F-16C Block 40/42/50/52 yang sudah menjalani program upgrade CCIP (Common Configuration Implementation Program).

F-16CM berkemampuan melaksanakan misi SEAD (suppression of enemy air defenses) dan serang darat presisi karena kompatibel dengan HTS (HARM-Targeting System) dan pod penjejak target Litening maupun Sniper.

Antonius KK

4 Replies to “Jet tempur F-16CM milik USAF jatuh, pilot meninggal dunia”

  1. Kalau sedang mode mendarat biasanya kursi lontar tidak aktif jika dibawah ketinggian 100 meter. Dulu di Indonesia ketika dua unit hawk 100 milik TNI AU sedang latihan menyambut hari kemerdekaan RI sempat eject karena bersinggungan di udara di ketinggian kurang dari 100 meter, sangat disayangkan kedua pilot meninggal karena parasut terlambat membuka akibat eject di ketinggian sangat rendah.

    1. Tapi tujuan diciptakannya zero-zero ejection seat kan supaya bisa eject pada ketinggian 0 m dan/atau kecepatan 0 kts. Kalau gagal artinya ada yang tidak bekerja semestinya. Bisa protes ke pembuat atau perbaiki sistem perawatan. Kalau ejection berhasil tetapi salah mendarat itu masalah lain lagi.

    2. Ga gitu jg buktinya F16 tniAu yg baru dpt hibah dr USA saat latihan menyambut HUT TNI mengalami insiden saat akan take of mesin meledak pilot ejection seat sucses mengembang tuh di zero ketinggian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *