AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sejumlah penerbang Skadron Udara 11 Wing Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar melaksanakan latihan pertempuran udara jarak dekat (Dogfight) dan pertempuran udara jarak menengah/jauh (Beyond Visual Range/BVR) di Lanud Iswahjudi, Magetan.
Latihan bertajuk Advance Fighter Tactical Course (AFTC) ini direncanakan akan berlangsung selama 7 minggu dan dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb I Gusti “Raptor” Ngurah Sorga Laksana.
Saat diwawancarai di apron Skadron Udara 14 usai melaksanakan latihan, Senin (23/3), Letkol Gusti mengatakan, AFTC dilatih oleh tiga Instruktur Penerbang dari TFASA (Test Flying Academy of South Africa) dari Afrika selatan yang telah berpengalaman pada berbagai jenis pesawat tempur.
“Latihan ini dilatih oleh tiga Instruktur Penerbang dari TFASA, Afrika Selatan yang telah berpengalaman pada berbagai jenis pesawat tempur,” ujar lulusan terbaik Seskoau A-53 tahun 2016 ini seperti Airspace Review kutip dari siaran berita Penerangan Lanud Iswahjudi.
Adapun tujuan latihan, lanjut Gusti, adalah untuk melatih para penerbang pesawat tempur Sukhoi Su-27/30 dalam melaksanakan pertempuran udara ke udara (Air-to-Air Combat), baik Dogfight maupun BVR dengan menggunakan rudal jarak pendek dan rudal jarak menengah/jauh.
Latihan Close Combat atau Dogfight dilaksanakan satu lawan lawan satu pesawat (1 v 1) dan dua lawan satu pesawat (2 v 1).
Sementara BVR, dilatihkan untuk memaksimalkan kemampuan persenjataan yang dimiliki oleh pesawat tempur Sukhoi SU-27/30. Khususnya persenjataan rudal jarak menengah/jauh.
“Kita berlatih dalam memahami dan mempelajari taktik BVR dengan persenjataan yang dimiliki oleh pesawat tempur Su-27/30,” jelas Komandan Skadron Udara 11 alumni Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2002 ini.
Sebelum pelaksanaan AFTC, seluruh siswa melaksanakan Ground School selama satu minggu.
Setelah itu, dilanjutkan dengan kegiatan terbang Familiarisasi dengan Instruktur Penerbang yang berasal dari TFASA. Selanjutnya baru melaksanakan fase latihan AFTC.
Roni Sontani
Kok ndak datengin instruktur dari rusia yg sudah kesohor itu ya……🙆🙆🙆
Afsel jagonya pelatih militer dan juga modifikasi pesawat. kenapa Indonesia tidak belajar aja modifikasi helikopter tempur dari basic super puma dan mi-24 super hind. super puma kan sparepart mudah bisa produk sendiri. begitu juga pesawat dan juga rudal.
Bismillah setuju