AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Perusahaan Avtomatika Concern, bagian dari Rostec, asal Rusia menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence) pada senjata antidrone (anti-UAV) yang dikembangkannya. Hal ini dikatakan oleh CEO Avtomatika Vladimir Kabanov dalam wawancara dengan Interfax.
Kabanov mengatakan, sistem peperangan elektronik khusus buatan Rusia digunakan untuk melawan pesawat tanpa awak (drone) yang dapat menyerang fasilitas-fasilitas atau infrastruktur vital.
“Dengan makin canggihnya UAV, maka kami pun melakukan perbaikan-perbaikan pada peralatan penangkal drone yang kami buat. Satu di antara kuncinya adalah penggunaan kecerdasan buatan. Misalnya Rubez-Avtomatika dan Bastion-Avtomatika yang mampu menganalisis sinyal pada drone secara otomatis dan selanjutnya mastikan drone tersebut lawan atau kawan,” jelas Kabanov.
Ditambahkan, Rostec menawarkan beragam peralatan untuk melindungi keselamatan infrastruktur sipil maupun militer dari serangan drone.
Di antara alat-alat yang dibuat tersebut adalah Pischal-PRO, Taran-PRO, Sapsan-Bekas, Luch dan Kupol, Rubezh-Avtomatika, dan produk-produk Avtomatika lainnya. Masing-masing alat mempunya karakteristik berbeda sesuai kebutuhan pengguna.
Alat-alat tersebut penggunaannya pun disesuaikan dengan drone yang menjadi sasaran.
Perangkat sistem perang elektronik ini merupakan bagian dari sistem pertahanan udara multilapis antidrone berukuran kecil yang ditawarkan Rusia ke pasar internasional.
Seperti Airspace Review kutip dari laman Avtomatika, berikut gambaran singkat senjata-senjata penangkal drone tersebut.
Pischchal-PRO
Sistem ini dapat digunakan untuk mengacaukan penerbangan drone dengan cara melumpuhkan saluran komunikasi, mengendalikan, dan menavigasi UAV dari posisi yang tidak siap di situs keamanan.
• Dapat digunakan dari posisi diam maupun bergerak
• Berat 3,5 kg
• Jarak tembak terhadap drone hingga 2.000 m
• Pengoperasian terus-menerus hingga 1 jam
• Kisaran suhu pengoperasian -20 hingga + 40 ° С
Kupol-PRO
Sistem portabel/stasioner penangkal drone. Melakukan aksi omnidireksional 360 derajat dan 180 derajat. Sistem ini dirancang untuk mengacaukan saluran navigasi, kendali, dan informasi drone sehingga drone tidak dapat berfungsi di wilayah udara objek yang dilindungi.
• Jarak tembak terhadap drone hingga 2.500 m
• Berat 13 kg
• Waktu penggunaan 4-5 menit
• Kisaran suhu pengoperasian -40 hingga + 50 ° С
• Dapat digunakan di bawah kondisi berdebu dan berpasir
Luch-PRO
Sistem stasioner penangkal drone. Dirancang untuk mengacaukan saluran navigasi, kendali, dan informasi UAV agar drone tidak dapat berfungsi di wilayah udara objek yang dilindungi.
• Jarak tembak terhadap drone hingga 6.000 m
• Berat 25 kg
• Kisaran suhu pengoperasian -40 hingga + 50 ° С
• Dapat digunakan di bawah kondisi berdebu dan berpasir
Sapsan-Bekas
Sistem bergerak untuk mendeteksi dan menangkal drone. Sistem ini dapat mendeteksi drone hingga jarak 10 km, melacak pergerakannya, melumpuhkan pada jarak lebih dari 6 km, dan mengacaukan komunikasi serta kontrol drone.
Sapsan-Bekas terdiri dari tiga subsistem, yaitu deteksi penemu arah teknis radio drone, radiolokasi aktif, pelacakan video, optoelektronik, serta subsistem penekan radio.
Sapsan-Bekas dapat mengontrol ruang udara seluruh putaran dan mengenali benda-benda di udara menggunakan video dan alat pengawasan pencitraan termal.
Roni Sontani
Catatan: tulisan ini telah mendapatkan update pada 28 Februari 2020.