AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kehadiran tim aerobatik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) China di ajang Singapore Airshow 2020 yang akan digelar pada 11-16 Februari mengejutkan. Pasalnya, pihak panitia tidak mengabarkan dari awal bakal ada pertunjukan tim aerobatik dari Negeri Tirai Bambu ini.
Panitia baru menyampaikan berita tersebut pada Selasa petang (atau seminggu sebelum pelaksanaan pameran) melalui siaran pers yang dirimkan kepada media.
Instansi lain di luar panitia pun tidak ada yang menyampaikan rencana tersebut sebelumnya.
Yang kedua, pemerintah Singapura sebelumnya memberlakukan larangan keras bagi para pendatang temporer yang menggunakan paspor China.
Selasa sore, sejumlah saksi mata telah melihat kedatangan tujuh jet tempur J-10B yang digunakan oleh Bayi (Ba Yi) Aerobatic Team (August 1st) PLAAF dengan corak biru, putih, dan merah, mendarat di Changi East Airbase.
Ini adalah untuk pertama kalinya August 1st akan tampil di pameran dua tahunan Singapore Airshow.
Pesawat-pesawat tersebut disertai sepasang pesawat angkut Ilyushin Il-76 milik PLAAF sebagai pesawat pendukung.
Lebih mengejutkan lagi karena pesawat Il-76 yang dikerahkan ke Singapura berasal dari Divisi Angkut ke-13 PLAAF yang bermarkas di Provinsi Hubei, China. Di provinsi ini terdapat kota Wuhan, tempat asal ditemukannya virus corona novel yang kini telah menyebar ke sejumlah negara termasuk ke Singapura.
Seperti ditulis oleh Defense News, kehadiran Bayi Aerobatic Team di Singapura ini jelas mengejutkan karena kontra dengan telah mundurnya 10 perusahaan peserta Singapore Airshow 2020 asal China.
Tidak jelas mekanisme apa yang digunakan pihak berwenang Singapura untuk mengatasi pembatasan yang telah mereka tetapkan sebelumnya termasuk penangguhan semua visa kunjungan jangka pendek dari Tiongkok, tulis portal itu.
Namun demikian, Experia Events menjelaskan kepada Defense News bahwa kontingen PLAAF telah mengambil tindakan proaktif seperti pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan suhu untuk memastikan bahwa mereka sehat sebelum mereka terbang ke Singapura.
Ditambahkan lagi, mereka adalah para personel militer yang tinggal di pangkalan militer dan telah melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur dan pemantauan suhu teratur.
Mereka juga akan melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan sesuai dengan pedoman yang diberlakukan saat mereka berada di Singapura.
Roni Sontani