AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pemerintah Indonesia mengirim pesawat A330-300ceo Batik Air (Lion Air Group) ke Wuhan, Provinsi Hubei, China untuk menjemput Warga Negara Indonesia (WNI) di sana untuk kembali ke Indonesia sehubungan dengan mewabahnya Virus Corona di kota tersebut.
Pesawat dengan nomor penerbangan ID 8618 tersebut berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) pada pukul 13.00 WIB, Sabtu (1/2), dan tiba di Bandara Internasional Tianhe (WUH), Wuhan pada pukul 19.00 waktu setempat di hari yang sama.
Bandara WUH terletak di Distrik Huangpi, 26 kilometer sebelah utara dari pusat Kota Wuhan. Penerbangan ID 8618 dari CGK membawa 19 orang kru pesawat dan 30 orang tim medis.
Lion Air Group menyatakan, operasional penerbangan ID 8618 merupakan misi kemanusiaan bersama pemerintah dalam upaya mendukung program negara.
Batik Air menyampaikan terima kasih atas penunjukan dan kepercayaan pemerintah (regulator) yang telah diberikan kepada Batik Air dalam misi kemanusiaan ini.
“Batik Air juga berterima kasih dan memberikan apresiasi tinggi atas kesiapan serta profesional untuk bekerja dari awak pesawat, petugas layanan darat, serta dukungan penuh pengelola bandar udara, pengatur lalu lintas udara, mitra, dan berbagai pihak yang terlibat,” ujar Batik Air dalam siaran persnya.
Ditambahkan, pengoperasian pesawat Airbus A330-300ceo PK-LDY dengan kapasitas 18 kelas bisnis dan 374 kelas ekonomi, tetap sesuai dengan prosedur keamanan dan keselamatan penerbangan (safety first).
Pelaksanaan penerbangan berpedoman kepada prinsip-prinsip dan standar operasional prosedur (SOP) kesehatan dalam memastikan pengamanan awak pesawat, tim medis, tamu atau penumpang dan lainnya
Dalam tindakan pencegahan tersebut, telah direkomendasikan agar menyediakan dan melakukan penyemprotan cairan multiguna pembunuh kuman (disinfectant spray) sesuai prosedur yang berlaku.
Disediakan pula masker dan alat-alat pelindung diri (APD), sarung tangan (hand gloves) dan cairan/gel pembersih tangan (hand sanitizer) untuk mengantisipasi penularan virus corona pada awak pesawat dan petugas layanan darat.
Pesawat Airbus A330-300ceo yang digunakan ini juga telah didukung dengan peralatan yang dapat menyaring udara di dalam pesawat.
Setelah pesawat tiba di Indonesia, sesuai prosedur operasi standar (SOP), akan langsung masuk ke hangar (pusat perawatan pesawat) guna dilakukan pembersihan, sterilisasi dan perawatan.
Sementara untuk awak pesawat setelah selesai bertugas akan menjalani proses karantina kesehatan dalam tahapan pengawasan (monitoring).
Batik Air menyatakan, patuh dan menjalankan kebijakan regulator dan standar prosedur operasi perusahaan serta ketentuan internasional.
Tiba di Indonesia
Sementara itu, pada pukul 8.50 WIB, Minggu (2/2) pagi, dikabarkan pesawat A330-300ceo Batik Air dari Wuhan telah kembali ke Indonesia dan menarat di Bandara Hang Nadim, Batam.
Pesawat membawa 237 WNI, satu WNA (suami WNI), dan lima tim aju dari KBRI Beijing.
Seluruh WNI yang dibawa pulang ke Indonesia selanjutnya akan diterbangkan ke Pulau Natuna menggunakan pesawat TNI AU untuk mendapatkan sterilisasi di sana guna memastikan tidak tertular virus corona.
Hal ini sesuai dengan protokol kesehatan yang telah disepakati oleh pemerintah Indonesia dalam penanganan wabah yang merebak di Wuhan dan telah menular ke beberapa negara ini. Seluruh WNI dari Wuhan yang dievakuasi ke Natuna akan menjalani proses observasi selama 14 hari.
Hingga saat ini diberitakan, data terbaru Center for Systems Science and Engineering (CSSE) John Hopkins University, Amerika Serikat mencatat ada 304 orang meninggal dunia hingga Minggu (2/2) dari 14.499 orang yang positif terkena virus Corona.
Negara-negara itu antara lain Jepang (20 orang), Thailand (19 orang), Singapura (18 orang), Korea Selatan (15 orang), Hong Kong (14 orang), Australia (12 orang), Taiwan (10 orang), Jerman (8 orang ), Amerika Serikat (8 orang), Malaysia (8 orang), Macau (7 orang), Prancis (6 orang), Vietnam (6 orang), Canada (4 orang), UEA (4 orang), Italia (2 orang), Rusia (2 orang), Inggris (2 orang), Nepal (1 orang), Kamboja (1 orang), Spanyol (1 orang), Filipina (1 orang), Finlandia (1 orang) Swedia (1 orang), India dan Sri Lanka masing-masing satu orang.
Roni Sontani