AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Reruntuk atau puing-puing pesawat Boeing 737-800 Ukraine International Airlines (IATA: PS) yang jatuh di Teheran akibat serangan rudal militer Iran memperlihatkan lubang-lubang hasil tusukan pecahan benda berenergi tinggi.
Kantor Kepresidenan Ukraina telah merilis foto-foto dari reruntuk pesawat tersebut yang menunjukkan adanya sejumlah lubang akibat terkena fragmentasi dengan panjang 11 mm secara konsisten.
Pesawat Boeing 737-800 nomor penerbangan PS752 jatuh beberapa saat usai lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran pada Rabu pagi, 8 Januari 2020.
Sebanyak 176 orang yang berada di pesawat bernomor registrasi UR-PSR itu dinyatakan meninggal dunia.
Sementara itu, jatuhnya pesawat dalam kegelapan pagi terekam oleh sejumlah orang dan videonya telah diunggah di media sosial maupun kanal YouTube.
Satu video awal memperlihatkan adanya percikan cahaya di udara mengenai pesawat lalu pesawat itu melayang-layang dengan cahaya yang terus melekat.
Kurang lebih satu menit setelah itu ketinggian pesawat makin menurun dan pada saat impak dengan daratan terlihat cahaya yang lebih terang akibat ledakan.
Reruntuk pesawat yang ditemukan menyebar kemudian diambil untuk dikumpulkan. Salah satu foto yang dirilis memperlihatkan bagian depan pesawat ke arah kokpit yang sudah hangus.
Organisasi Penerbangan Sipil Iran telah meminta maaf atas ketidakkonsistenan informasi yang mereka sampaikan.
Seperti diketahui, pada awalnya organisasi itu membantah secara keras dan menolak mentah-mentah teori yang menyebut pesawat jatuh akibat serangan rudal atau faktor eksternal.
Tak lama setelah itu, muncul pengakuan dari militer Iran yang secara tidak sengaja telah menembak jatuh PS752.
Dan sekarang, bukti-bukti yang ditemukan semakin kuat untuk tidak dapat terbantahkan lagi.
“Kami tidak di bawah tekanan, tidak ada saran untuk menyembunyikan kebenaran, dan kami tidak punya niat untuk menyembunyikan kebenaran. Kami telah merilis informasi yang kami yakini dan kami mohon maaf atas kebingungannya,” ujar organisasi tersebut seperti diberitakan Flight Global.
Roni Sontani