AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Industri kedirgantaraan Negeri Ginseng, Korea Selatan, terus bergerak maju termasuk dalam pengembangan wahana terbang nirawak baik versi sayap tetap maupun sayap putar.
Seperti yang tampak dalam perhelatan ADEX (Aerospace & Defense Exhibition) yang berlangsung di Seoul pada 15-20 Oktober 2019, dua tipe drone helikopter turut ditampilkan.
Pertama adalah drone heli intai bersenjata garapan KAL-ASD (Korean Airlines-Aerospace Division) yang menampilkan KUS-VH.
KAL-ASD menggunakan helikopter ringan MD500 buatan MD Helicopters sebagai platformnya. Heli berjulukan Little Bird ini didapatakan dari bekas pakai Dinas Penerbangan Angkatan Darat Korea Selatan (RoKA).
Pengerjaan merombak heli berawak menjadi drone mulai dijalankan pada 2014. Kursi awak ditanggalkan dan digantikan dengan tangki internal besar.
Dibandingkan dengan MD500, durasi terbang KUS-VH meningkat dua kali lipat menjadi 6 jam.
Purwarupa KUS-VH tampil perdana di hadapan publik dalam ADEX 2015. Sementara penerbangan perdananya telah berhasil dilaksanakan pada 30 Juli 2019 silam.
KUS-VH mengudara selama 30 menit dari pusat penerbangan KARI (Korea Aerospace Research Institute) di Goeheung, Korea Selatan. Heli melayang di udara sekitar 30 kaki dari darat.
Seperti diketahui, RoKA masih mengoperasikan antara 175-200 heli MD-500. Dalam kurun 10 tahun ke depan MD-500 akan digantikan secara bertahap dengan heli LAH buatan Korean Aerospace Industries (KAI).
Dengan jumlah yang lumayan banyak tersebut, KAL-ASD menawarkan untuk mendaur ulang MD-500 menjadi wahana intai untuk RoKA dan pasar ekspor.
Pengembangan KUS-VH belumlah tuntas dan masih terus dimatangkan hingga 2021. Pengembangannya sendiri mendapatkan bantuan dari Boeing, Amerika Serikat.
Boeing sendiri telah memiliki pengalaman panjang dalam pengembangan wahana intai tak berawak H-6U yang juga berbasis heli Little Bird.
Seperti diwartakan Flight Global, kerja sama antara KAL-ASD dan Boeing telah ditandatangani pada September 2019 di Seoul. Selain bantuan teknologi, Boeing akan ikut memasarkan KUS-VH untuk kebutuhan global.
Sebagai heli intai bersenjata, KUS-VH dapat dimuati sistem perangkat misi dan sistem senjata hingga 440 kg.
Sebagai alat pengebuk dari udara, KUS-VH dibekali sepasang rudal AGM-114 Hellfire atau tabung roket kaliber 70 mm di tiap gantungan senjatanya.
NI-600VT
Selanjutnya drone heli kedua yang muncul dalam ADEX 2019 merupakan lansiran Korea Aerospace Industries (KAI) yang dinamai NI-600VT. Kode NI merepakan singkatan dari Night Intruder.
KAI membangun NI-600VT berdasar helikopter ringan kit (rakitan) A600 Talon buatan RotorWay yang memiliki MTOW 600 kg.
NI-600VT ditenagai mesin RH 600T (turbo) berdaya 168 hp. Dengan tangki bahan bakar penuh 17 galon, heli dapat mengudara selama 1,7 jam.
Tempat duduk heli sport berawak dua ini ditanggalkan, diganti dengan perangkat avionik dan sistem misi pengintaian. Total muatan bawaannya mencapai 281 kg.
NI-600VT telah sukes menjalani penerbangan perdananya pada 24 September 2019 dari Goheung Aerospace Center. KAI akan menuntaskan uji NI-600VT pada fase pertama hingga akhir 2019 ini.
Selain ditawarkan untuk kebutuhan lokal, NI-600VT juga akan di ekspor. Sasaran adalah negara yang telah menjadi pelanggan produk KAI terutama dari kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Afrika.
Rangga Baswara Sawiyya