AIRSPACE-REVIEW.com – Boeing dan Bell bersaing untuk mendapatkan tempat di hati Angkatan Darat (AD) Australia dalam proyek penggantian armada helikopter intai bersenjata bersandi LAND 4503 ARH (armed reconnaissance helicopter).
Dua heli andalan dari masing-masing pabrikan diajukan setelah pemerintah Australia secara resmi menggelar permintaan informasi (request for information/RFI).
Boeing mengajukan AH-64E Apache Guardian, sementara Bell mengandalkan AH-1Z Viper.
Dalam pernyataan pada 30 Agustus 2019 Boeing mengatakan, Angkatan Darat Australia akan mendapatkan manfaat ganda apabila mengakuisisi Apache Guardian.
Heli ini, kata Boeing, telah digunakan oleh banyak negara sehingga terdapat kemudahan untuk pemenuhan suku cadangnya. Amerika Serikat (AS), Inggris, India, Indonesia, Taiwan, dan sejumlah negara lain merupakan pengguna AH-64E.
Sehingga, ujar Boeing seperti dikutip Australian Aviation (4/9), helikopter ini dapat digunakan untuk melaksanakan operasi bersama dengan AS dan sejumlah negara pengguna.
AH-64E merupakan heli varian termutakhir dari keluarga AH-64D Apache Longbow. Heli dilengkapi sistem tempur terbaru yang dapat terintegrasi dengan sistem kesenjataan tanpa awak.
Projet LAND 4503 yang digelar pemerintah Australia menargetkan akuisisi 29 unit heli baru untuk menggantikan 22 heli Tiger ARH. Dari 29 unit yang dibutuhkan, lima di antaranya akan digunakan untuk pelatihan.
Diharapkan, proyek ini akan rampung pada 2026 sehingga satu skadron heli baru yang terdiri dari minimal 12 unit heli sudah dapat mencapai status operasional awal (IOC). Dua tahun setelah itu, 2028, statusnya diharapkan meningkat menjadi operasional penuh (FOC).
Berbeda dengan Boeing yang secara resmi telah mengumumkan keikutsertaan dalam kontes LAND 4503, Bell tidak secara khusus mengumumkan hal ini.
Meski demikian, Bell menyatakan bahwa Projet LAND 4503 akan menjadi ajang kompetisi bagi tiga helikopter, yakni AH-64E, AH-1Z, dan Tiger ARH. Heli yang disebut terakhir kemungkinan besar akan ditawarkan lagi oleh Airbus Helicopters selaku pembuatnya ke dalam versi upgraded.
Bell menyebut, Viper memiliki komunalitas dengan heli yang digunakan oleh Korps Marinir AS di mana sejumlah AH-1Z ditempatkan AS di wilayah utara Australia dan kemungkinan akan diperluas ke tempat-tempat lainnya.
AH-1Z juga memiliki sistem lipat semi-otomatis untuk baling-balingnya sehingga akan memudahkan penggunaan heli ini di dek kapal atau pemindahan menggunakan pesawat C-17 Globemaster III.
Heli ini juga dilengkapi dengan sistem pengereman baling-baling (rotor brakes).
Kelebihan lain yang dimiliki Viper, ujar Bell, terletak pada kemudahan perawatannya. Termasuk dari gangguan sejumlah sistem elektronik yang ada di kapal induk.
Roni Sontani