AIRSPACE-REVIEW.com – Selain menampilkan drone Orion pada gelaran MAKS-2019 di Zhukovsky, perusahaan Kronstadt Technologies (KT) juga merilis perdana drone kelas MALE (Medium Altitude Long Endurance) lainnya dinami Orion 2.
Meski menyandang nama yang sama, tampilan desain Orion 2 tampak berbeda dengan pendahulunya Orion generasi pertama.
Desain sirip ekor Orion 2 berubah, berbentuk huruf V terbalik yang menempel pada twin boom. Orion 2 dibekali mesin turboprop model pusher dengan bilah baling-baling enam daun.
Dimensi Orion 2 terlihat lebih besar termasuk rentang sayap yang juga lebih panjang dibanding Orion 1. Kinerja yang ditawarkan juga jauh lebih mumpuni dibanding pendahulunya.
Berat tinggal landas maksimum (MTOW) Orion 2 mencapai 5.000 kg dan muatan yang bisa dibawa mencapai 1.000 kg. Sementara Orion 1 memiliki MTOW 1.000 kg dan muatan 200 kg.
Kecepatan terbang maksimum Orion 2 juga lebih kencang yakni mencapai 350 km/jam. Sementara Orion 1 hanya 200 km/jam. Ketinggian terbang Orion 2 hingga 12.000 m sedangkan Orion 1 hanya 7.500 m.
Orion 2 digadang mampu beroperasi sejauh 5.000 km atau dua kali lipat Orion 1 dan berdurasi terbang lebih dari 24 jam.
Dilihat dari spesifikasi dan kinerjanya, Orion 2 akan bersaing langsung dengan MQ-9 Reaper buatan Amerika Serikat yang memiliki MTOW 4.760 kg dan muatan 1.700 kg. Kecepatan terbangnya mencapai 300 km/jam serta ketinggian terbang maksimum 15.000 m
Mengutip TASS.com, Kronstadt Technologies mengembangkan Orion 2 menggunakan dana pribadi perusahaan.
Dua calon pengguna yang disasar KT adalah Kementerian Sumber Daya & Lingkungan Hidup Rusia serta Kementerian Situasi Darurat Rusia.
Ditargetkan, Orion 2 akan menjalani penerbangan pertamanya tahun depan atau selambatnya pada 2021. Nantinya, versi produksin Orion 2 akan dinamai Sirius.
Rangga Baswara Sawiyya
editor: ron raider