AIRSPACE-REVIEW.com – Di era Uni Soviet, jet-jet tempur karya Biro Desain MiG sempat menjadi momok bagi negara Barat yang menjadi peseterunya. Hampir di seluruh palagan setelah Perang Dunia II, jet besutan MiG selalu hadir.
MiG-15 adalah karya pertama biro yang didirikan duo insinyur Artem Mikoyan dan Mikhail Gurevich pada 8 Desember 1939. Selanjutnya hadir MiG-17, MiG-19, MiG-21, MiG-23, MiG-25, MiG-27, MiG-29, dan MiG-31.
Runtuhnya Uni Soviet pada Desember 1991 secara tak langsung turut menyumbang kemerosotan secara drastis penggunaan keluarga jet tempur rancangan MiG.
Di era Rusia, secara perlahan kedudukan MiG mulai digantikan oleh jet hasil racikan Biro Desain Sukhoi. Kehadiran Sukhoi Su-27 Flanker dan turunannya, menjadi tumpuan baru andalan militer Rusia selanjutnya.
Bekas anggota Pakta Warsawa maupun negara sekutu lainnya yang berhaluan kiri, secara perlahan juga beralih ke produk Barat. Jet tempur Gen-3 dan Gen-4 seperti MiG-21, MiG-23, MiG-27, dan MiG-29 mulai ditinggalkan.
Karya terakhir MiG di era milenium baru adalah jet multiperan MiG-35. Namun, pesawat ini bukanlah pesawat baru sama sekali. Pesawat dikembangkan berbasis MiG-29.
Demikian juga pesawat tempur tanpa awak (UCAV) MiG Skat juga dipeti-eskan, digantikan oleh Su-70 Hunter.
Walau begitu, nama besar MiG belumlah pudar sepenuhnya. Pengalaman panjang menghasilkan jet tempur canggih menjadi jaminannya. Terutama menghasilkan pesawat buru sergap (pencegat) kelas berat seperti MiG-25 dan MiG-31.
Terbetik kabar di tahun 2019 ini MiG akan merampungkan proyek pembuatan purwarupa jet buru sergap terbaru untuk milter Rusia. Hal ini diungkapkan langsung oleh CEO MiG Ilya Tarasenko kepada Reuters.
Ilya Tarasenko menyatakan, pesawat akan menggunakan senjata jenis baru dalam volume besar, dibuat dengan teknologi siluman (stealth) baru, akan beroperasi pada radius intersepsi yang sangat besar, dan terbang hingga batas angkasa.
Proyek pengembangan jet pencegat ini sebenarnya telah lama tersiar. Yaitu yang dikenal dengan istilah Perspektivny Aviatsionny Kompleks Dal’nego Perekhvata (PAK DP) atau prospective air complex for long-range interception dan lebih dikenal sebagai MiG-41.
Sampai saat ini bocoran tampilan desain MiG-41 belumlah diungkapakan. Digadang pesawat memiliki ukuran yang serupa atau sedikit lebih besar dari MiG-31 yang akan digantikannya.
Lalu apa fitur unggulan yang ditawarkan pada jet tempur yang digadang masuk Generasi 6 ini?
Dikutip dari airway1.com, MiG-41 akan dibekali sepasang mesin ramjet atau turbojet yang mampu melarikan pesawat pada kecepatan hipersonik hingga 3,5-4 mach. Ini jauh lebih cepat dari MiG-31 yang hanya mampu melesat pada kecepatan 2,8 Mach (3.000 km/jam).
Ketinggian operasi terbang MiG-41 digadang berada pada level antara langit stratopause dan tropopause, yaitu di bawah 45.000 m dan di atas 12.000 m.
Untuk persenjataan, MiG-41 akan dibekali rudal udara ke udara dan rudal udara ke permukaan berkecepatan hipersonik. Salah satunya yang telah tersedia adalah rudal hipersonik Kinzhal.
Ke depannya, penggunaan senjata laser juga dipertimbangkan untuk ditanamkan pada MiG-41. Termasuk pula versi tanpa awak MiG-41 juga akan dikembangkan.
Fitur unggulan lainnya yang ditanamkan pada MiG-41 adalah penggunaan radar fotonik. Radar ini memberikan kewaspadaan situasional yang jauh lebih unggul dari pada radar konvensional. Mampu malacak terhadap target siluman pada jarak yang jauh sekalipun.
Dilaporkan perusahaan Radio Technical & Information Systems atau lebih populer dengan nama RTI Group kini tengah menyelesaikan purwarupa X band radio photonic radar system.
Dalam misinya, MiG-41 akan digunakan memburu dan menjatuhkan pesawat intai berawak/tak berawak berkecepatan tinggi serta rudal jelajah hipersonik. MiG-41 juga dapat melakukan serangan darat dengan melepaskan rudal jelajah hipersonik.
Disebutkan pula MiG-41 dapat meluncurkan rudal antisatelit. Seperti diketahui, perang modern sangatlah bergantung pada teknologi satelit.
Penerebangan perdana MiG-41 sendiri baru akan dilaksanakan setelah tahun 2020. Ditargerkan pesawat akan mulai diproduksi terbatas mulai tahun 2025.
Kehadiran MiG-41 kelak akan menggantikan peran pesawat pencegat MiG-31. Angkatan Udara Rusia setidaknya akan memensiunkan 250 jet yang dijuluki NATO sebagai Foxhound ini pada 2028.
Rangga Baswara Sawiyya
editor: ron raider