AIRSPACE-REVIEW.com – Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug memantapkan langkah upaya mewujudkan EduAero Park di kawasan Curug, Tangerang, Banten. Pembahasan terkait masalah-masalah yang berhubungan dengan usulan ini dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) di Jakarta, Senin (12/8).
Dalam FGD ini STPI mengundang pihak-pihak terkait, antara lain Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), Ditjen Perhubungan Udara, Dewan Pengawas BLU STPI, Biro Layanan Pengadaan dan Pengelolaan Barang Milik Negara (LPPBMN), Biro Keuangan, UPBU Budiarto, dan pihak swasta.
Ketua STPI Capt. Novyanto Widadi, S.AP, MM saat membuka FGD mengatakan, upaya mewujudkan EduAero Park merupakan langkah harmonisasi optimalisasi aset STPI di atas lahan UPBU Budiarto.
Ia berpandangan, lahan yang idle saat ini akan lebih bermanfaat apabila didayagunakan. Di satu sisi STPI sebagai Badan Layanan Umum (BLU) juga wajib mendapatkan pendapatan yang signifikan.
“Untuk itulah aset-aset yang selama ini tidak dimanfaatkan akan lebih baik bila dioptimalisasikan,” ujarnya.
Ditambahkan, STPI selama ini lebih banyak memanfaatkan ruang udara sebagai training area dibandingkan pemanfaatan sisi daratnya.
Novyanto menyatakan, sejumlah pihak baik instansi pemerintahan maupun swasta sudah menyatakan ketertarikan atas usulan yang disampaikan.
“Saat ini sedikitnya empat operator pesawat jet sudah menyatakan berminat untuk menyewa pemanfaatan hanggar STPI,” ujarnya mencontohkan.
Namun demikian, lanjutnya, dalam upaya mewujudkan kawasan EduAero Park ini tentu perlu diselaraskan terlebih dahulu tata kelolanya. Bentuk kerja sama pemanfaatan aset STPI dan Bandara Budiarto, Curug termasuk hal yang dibahas.
“Untuk itulah, beragam masukan dari semua pihak kami butuhkan dalam kesempatan ini,” ujarnya.
Ketua STPI menjabarkan, kawasan EduAero Park yang ingin diwujudkan di kawasan Curug akan membawa dampak positif yang besar bagi pengembangan bidang penerbangan di Tanah Air.
Selain mengembangkan General Aviation di Indonesia, keberadaan EduAero Park juga sangat bermanfaat bagi Taruna-taruni STPI dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
Belum lagi, peluang 70 persen pasar perawatan pesawat di dalam negeri agar tidak lari ke negara lain seperti ke Singapura dan Thailand.
“Di sini nantinya akan dikembangkan Kawasan Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Terlengkap dan dekat dengan ekosistem industrinya. Sehingga, Link and Match tercipta,” ujar Ketua STPI.
Selain itu, lanjutnya, EduAero Park dapat berfungsi sebagai wahana pengembangan inkubator bisnis bagi pengembangan jiwa kewirausahawanan Taruna/ni serta menuju kemandirian lembaga pendidikan.
Seperti diharapkan, beragam masukan dan usulan disampaikan dalam FGD ini. Masukan-masukan dari FGD selanjutnya akan ditindaklanjuti dan kemudian disampaikan hasilnya kepada pimpinan.
Roni Sontani