AIRSPACE-REVIEW.com – Pengebom siluman (stealth bomber) generasi terbaru pesanan Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) B-21 Raider ditargetkan menjalani penerbangan perdananya dalam kurun waktu 30 bulan ke depan.
Kepastian ini diungkapkan oleh Wakil Kepala Staf USAF Jenderal Stephen Wilson kepada Air Force Magazine (www.airforcemag.com), saat mengahadiri acara AFA Mitchell Institute di Washington DC pada 24 Juli 2019 lalu.
Jenderal Stephen Wilson mengatakan, progres pembangunan B-21 Raider mengalami kemajuan seperti yang disaksikan sendiri saat mengunjungi fasilitas Northrop Grumman di Melbourne, Florida. Ditambahkannya, B-21 harus terbang pertama pada Desember 2021.
Proyek pengembangan pesawat pengebom siluman generasi baru ini telah digulirkan pada 2014. Saat itu dikenal sebagai program Long Range Strike Bomber (LRS-B).
Tahun 2015 Northrop Grumman diputuskan menjadi pemenang kompetisi LRS-B menggusur proposal yang ditawarkan oleh Boeing dan Lockheed Martin.
Selanjutnya pada Oktober 2015 Northrop Grumman dianugerahi kontrak 80 miliar dolar AS untuk membangun 100 pengebom futuristik tersebut. Namun, para pejabat USAF mengatakan jumlah ini bisa bertambah antara 175 hingga 200 pesawat.
Pada Maret 2016, USAF mengumumkan “seven tier-one suppliers” yang akan membantu Northrop Grumman. Ke tujuh perusahaan tersebut adalah Pratt & Whitney, BAE, Spirit AeroSystems, Orbital ATK, Rockwell Collins, GKN Aerospace, dan Janicki Industries.
Pada acara ‘Air Warfare Symposium 2016’, program LRS-B secara resmi ditetapkan sebagai B-21 Raider. Hal ini menandakan bahwa pesawat sebagai pengebom pertama abad ke-21.
Sementara nama Raider diambil dari Doolittle Raid yakni misi pemboman balas dendam AS ke Tokyo, Jepang pada 18 April 1942.
Secara tampilan desain B-21 memiliki kemiripan dengan B-2 Spirit yang juga rancangan Northrop Grumman. Bentuknya bagaikan senjata boomerang.
Digambarkan, dimensi B-21 akan sedikit lebih kecil dari kakaknya B-2. Selain versi berawak di masa depan akan dikembangkan juga varian B-21 tanpa awak.
B-21 dapat dioperasikan dari seluruh daratan AS untuk meluncurkan misil jelajah ke negara lawan di manapun.
dengan dukungan menggunakan pangkalan aju di negara sahabat, B-21 mampu menyusup jauh ke dalam sarang musuh untuk menjatuhkan bom konvensional maupun nuklir.
Program pembangunan B-21 sendiri telah menyelesaikan tinjauan desain kritis (CDR) pada Desember 2018. Sementara perakitan akhir B-21 diperkirakan akan berlangsung di USAF Plant 42 dekat Palmdale, California. Fasilitas ini pernah digunakan untuk produksi pengebom B-2 selama 1980-1990-an.
Diharapkan, B-21 telah memasuki fase produksi awal pada 2025. Dan, secara bertahap pesawat akan menggantikan pembom B-1 Lancer dan B-2 Spirit di awal tahun 2030-an.
Sementara pembom gaek B-52H Stratofortress akan terus dipertahankan hingga tahun 2050 mendatang.
Penulis: Rangga Baswara Sawiyya
editor: ron raider
Pesawat ini pertama kali diperkenalkan kepada publik, 1988 dan terbang perdana, 17 Juli 1989, dengan status masih aktif. Pesawat ini tidak mampu terbang cepat dan mudah dimusnahkan jika terlihat. Oleh karena itu, Northrop Grumman telah mengembangkan lapisan penyerap radar baru untuk melestarikan karakteristik dari stealth B-2 secara drastis, guna mengurangi waktu perawatan. Bahan baru, yang dikenal sebagai bahan alternatif frekuensi tinggi (AHFM), disemprotkan oleh empat robot yang dikendalikan secara independen.