AIRSPACE REVIEW (AngkasaReview.com) – Boeing yang berkolaborasi dengan Saab dari Swedia telah memenangi tender pengadaan jet latih baru Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF), yaitu T-X.
Kedua pabrikan sedikitnya akan menyediakan sedikitnya 351 unit jet latih baru T-X sebagai pengganti jet latih lawas T-38 Talon yang telah digunakan USAF sejak 1960.
Boeing juga mendapat order untuk pengadaan 46 simulator pesawat ini.
Saat ini Boeing T-X (BTX) telah memasuki fase program Engineering, Manufacturing and Development (EMD) dan melaksanakan serangkaian uji sebelum masuk ke fase berikutnya.
Pada Senin, 1 Juli 2019, pesawat bermesin tunggal dengan dua sirip ekor vertikal ini sukses melaksanakan penerbangan uji EMD-nya. Penerbangan pesawat dengan registrasi N381TX itu dilaksanakan di fasilitas St. Louis negara bagian Missouri.
Boeing tidak menjelaskan lebih detail perihal uji penerbangannya tersebut, termasuk misalnya berapa lama pesawat ‘ngacir’ di udara.
Meski demikian, Kepala Pilot Uji BTX Steve “Bull” Schmidt mengatakan semua kegiatan berjalan lancar.
Boeing telah membuat dua unit BTX untuk uji EMD. Jane’s mencatat, perusahaan itu telah melaksanakan 71 penerbangan uji sejak Desember 2016.
Dari semua percobaan uji terbang itu, Boeing dan Saab kemudian merumuskan hasil analisis data untuk diterapkan pada penerbangan uji di fase EMD.
Tampaknya, pesawat ini belum merupakan prototipe akhir BTX, melainkan sebagai platform untuk konfigurasi T-X.
BTX menggunakan mesin tunggal General Electric Aviation GE 404. Pesawat dilengkapi dengan tampilan layar lebar di kokpit (large area display/LAD) dengan sistem arsitektur terbuka.
Rencananya, jet latih BTX pertama akan dikirimkan ke Randolp Air Force Base, Texas pada 2023. Setahun setelah itu, 2024, pesawat dijadwalkan sudah dapat mencapai kemampuan operasi awal (IOC) di jajaran USAF.
Boeing dan Saab akan membuat pesawat ini dengan kapasitas produksi 60 pesawat per tahun melalui dukungan fasilitas baru di Indiana.
Program pengadaan jet latih T-X yang dimenangi Boeing – Saab menciptakan 17.000 pekerjaan baru yang tersebar di 34 negara bagian. Sembilan puluh persen pengerjaan program bernilai 9,2 miliar dolar AS ini akan dilaksanakan di Amerika Serikat.
Roni Sontani