AIRSPACE REVIEW (AngkasaReview.com) – Qatar Airways berencana memensiunkan pesawat A380 lebih cepat yaitu mulai tahun 2024.
Satu per satu, pesawat superjumbo itu akan menghilang dari peredarannya di udara, khususnya dari jajaran armada pengangkut penumpang reguler Qatar.
“Kami merasa pesawat ini tidak memiliki masa depan yang sangat panjang,” kata CEO Qatar Airways Akbar Al Baker di ajang Paris Air Show 2019 seperti dikutip FlightGlobal (19/6).
Qatar akan memensiunkan pesawat pertama A380 yang diterimanya tepat saat masa pakai pesawat tersebut selama 10 tahun.
“Kecuali sesuatu terjadi dan kami masih membutuhkannya,” tambah Al Baker.
Qatar Airways mengoperasikan 10 A380 bermesin GP7200 buatan Engine Alliance. Pesawat pertama diterima pada 2014 silam. Sementara pesawat ke-10 pesanannya baru diterima tahun lalu.
A380 Qatar Airways dikonfigurasi dalam tiga kelas kabin, yaitu kelas utama, kelas bisnis, dan kelas ekonomi. Namun konfigurasi ini belum menggunakan rancangan kursi terbaru yang diberi nama Qsuite.
Kursi QSuite baru terintegrasi di beberapa pesawat Qatar yang lain seperti B777-200LR, B777-300ER, A350-900, dan A350-1000.
Sementara itu, maskapai pengguna terbesar A380 yakni Emirates, baru akan memensiunkan A380 mulai pertengahan 2030-an. Emirates mengoperasikan 110 A380 dan masih menunggu sisa pengiriman 14 A380 dari Airbus.
Proyek A380 dimulai Airbus sejak 1988 dan mulai diumumkan pada 1990. Empat tahun kemudian pada 1994, Airbus secara resmi meluncurkan proyek bernama A3XX. Kodenya untuk pesawat ini kemudian ditetapkan secara resmi menjadi A380 pada 19 desember 2000.
Prototipe pertama A380 terbang perdana pada 27 April 2005. Sertifikasi dari FAA dan EASA berhasil didapatkan A380 pada 12 Desember 2006. Pesawat ini dbuat untuk melawan dominasi ‘Si Ratu Angkasa’ B747 buatan Boeing.
Pesawat pertama A380 diterima oleh Singapore Airlines (SQ) pada 15 Oktober 2007. Sepuluh hari kemudian pada 20 Oktober, A380 resmi digunakan di jalur penerbangan komersial. Pesawat A380 pertama digunakan SQ selama 10 tahun.
Hadirnya A350 dan A330neo secara tidak langsung telah menggeser keberadaan A380.
Salah satu penyebab lain banyak dipensiunkannya A380 oleh para penggunanya, karena pesawat ini dinilai terlau besar dalam hal kapasitas kapasitas angkut. Sementara dalam satu penerbangan seringkali tingkat isian itu tidak selalu terisi penuh.
Hingga saat ini Airbus sudah menyerahkan 237 A380 dari total 290 daftar pesanan pesawat ini.
Roni Sontani