ANGKASAREVIEW.COM – Rudal jelajah andalan India yang akan melengkapi armada Su-30MKI akan ditingkatkan jarak jangkaunya menjadi 500 km (311 mil). Rudal berkecepatan supersonik ini dikembangkan besama oleh India dan Rusia.
Nama BrahMos diambil dari dua nama sungai, yakni Brahmaputra dan Moskwa. Hal ini merepresentasikan kerja sama kedua negara bersahabat dalam pengembangan rudal berplatform tiga matra ini.
Tautan: India Perlihatkan Prototipe ‘Quad Launcher’ Rudal BrahMos Produksi Dalam Negeri
“Kami akan meningkatkan jarak jangkau rudal jelajah BrahMos dari 400 km saat ini menjadi 500 km. Tidak hanya jarak, kecepatan jelajah pun ditingkatkan dari saat ini 2,8 Mach menjadi 4,5 Mach,” ujar Alexander Masichev, Wakil Direktur BrahMos Aerospace Company kepada Sputnik.
Tautan: Gunakan ‘Seeker’ Dalam Negeri, India Sukses Uji Rudal Jelajah Supersonik BrahMos
BrahMos dengan kode PJ-10 merupakan rudal jelajah jarak menengah bermesin ramjet supersonik. Rudal penghancur sasaran permukaan ini dapat diluncurkan dari kapal, pesawat, maupun kendaraan peluncur darat. Rudal BrahMos dikembangkan berdasar basis rujal jelajah P-800 Oniks (Yakhont) milik Rusia.
Uji peluncuran rudal BrahMos blok pertama telah dimulai sejak 2004. Angkatan Darat India mulai mengoperasikan rudal ini pada Juni 2007 dan kini terdapat sedikitnya empat resimen AD India yang dilengkapi rudal BrahMos.
Tautan: Ditambah Integrasi Lima Rudal dan Sensor Baru, 44 Su-30MKI Makin Beringas di Udara
Sementara Angkatan Laut India mulai mengoperasikan rudal BrahMos pada 2013. Sedikitnya delapan kapal perang AL India dari jenis kapal perusak dan kapal fregat telah dilengkapi rudal BrahMos.
Jarak jangkau rudal BrahMos terus bertambah dari awal masa produksinya. Dijadwalkan, tahun depan armada Su-30MKI sudah dilengkapi rudal berbobot 2,5 ton untuk versi luncur udara ini (versi luncur darat berbobot 3 ton).
Tautan lain: Coba Su-30MKI, Menhan India Nirmala Sitharaman Tembus Kecepatan Suara
BrahMos Aerospace didirikan sebagai perusahaan patungan NPO Mashinostroyeniya dari Rusia dengan Organisasi Penelitian dan Pengembangan dan Pertahanan (DRDO) India.
Roni Sontani