ANGKASAREVIEW.COM – Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson telah menandatangani pembelian lima unit pesawat kontrol dan peringatan dini (airborne early warning and control/AEW&C) E-7 Wedgetail dari Boeing. Pembelian senilai dua miliar dolar AS ini diumumkan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Inggris pada Jumat, 22 Maret 2019.
Dikutip dari Defense News, Inggris akan mengganti armada pesawat lama E-3D Sentry AWACS yang dibeli tahun 1987 dengan Wedgetail. Dijadwalkan, Wedgetail pertama akan diterima Angkatan Udara Inggris (RAF) pada 2023 mendatang.
Kelima armada Wedgetail dikembangkan dari pesawat Boeing B737NG. Proses modifikasi pesawat akan dilaksanakan oleh perusahaan lokal Inggris yaitu Marshall Aerospace and Defence Group yang berbasis di Cambridge, Inggris bagian timur.
Tautan lain: Dipesan UEA, Pesawat Kedua Saab GlobalEye AEW&C Mengudara Perdana
Sebelumnya, perusahaan ini telah melaksanakan modifikasi dan dukungan terhadap pengembangan varian C-130 Hercules buatan Lockheed Martin serta pesawat lainnya.
Pengerjaan modifikasi B737NG menjadi E-7 disinyalir bakal mempertahankan kelangsungan 200 jenis pekerjaan di pabrik Marshall dan membuka peluang baru bagi dukungan pekerjaan lainnya.
Tautan lain: Sudah Dua Dikirim ke “Boneyard”, NATO Pensiunkan 3 E-3A AWACS
Kemhan Inggris menyatakan, versi E-7 yang dibeli serupa dengan E-7A yang dimiliki oleh Australia. Pembelian ini sekaligus memberikan peluang kepada perusahaan dukungan suku cadang Australia untuk melengkapi kebutuhan instalasi pada Wedgetail.
Inggris dan Australia membuka keran kerja sama melalui peningkatan kapasitas industri pertahanan masing-masing. Tahun lalu, Australia telah menyetujui pembelian kapal fregat Type 26 buatan BAE Systems, Inggris. Kapal ini serupa dengan armada antikapal selam yang telah dipesan oleh Angkatan Laut Inggris.
Tautan lain: Pandu Jet Tempur Rusia, Beriev A-100 AWACS Mampu Deteksi 300 Target
Dalam berita yang dirilis Kemhan Inggris, Williamson menegaskan bahwa dalam beberapa hal Inggris dan Australia memang telah bersepakat untuk menggunakan alutsista yang sama. Seperti halnya jet tempur F-35, kapal perang Type-26, dan kini E-7. Untuk E-7, Inggris telah melakukan pelatihan kru pesawat ini di Australia tahun lalu.
“Kami sama-sama menggunakan pesawat canggih F-35 dan kapal perang kelas dunia Type-26,” kata Williamson memberikan contoh. Saat ini Inggris menggunakan F-35B, sementara Australia menggunakan F-35A.
Keputusan membeli E-7 diambil Inggris setelah sebelumnya Negeri Ratu membeli pesawat patroli maritim P-8 Poseidon buatan Boeing. Pesawat ini sama-sama dikembangkan dari basis pesawat B737.
P-8 Poseidon untuk RAF dijadwalkan akan diterima pada 2020. Pesawat ini akan ditempatkan di RAF Lossiemouth, Skotlandia. Pengerjaan modifikasi P-8 juga dilaksankan oleh perusahaan yang sama, yaitu Marshall Aerospace and Defence Group.
Roni Sontani