ANGKASAREVIEW.COM – Boeing mengantongi kontrak senilai 4 miliar dolar AS untuk memproduksi 78 jet tempur F/A-18E/F Super Hornet Block III bagi peningkatan kekuatan Angkatan Laut Amerika Serikat (AL AS/US Navy). Produksi yang akan dijalankan selama tiga tahun mulai tahun depan ini dilaksanakan dengan cara peningkatan kemampuan (upgrade) basis Block II menjadi Block III.
Dengan peningkatan kemampuan menjadi Block III, masa pakai Super Hornet juga sekaligus akan bertambah lama dari 6.000 jam terbang menjadi 10.000 jam terbang.
Proses upgrade meliputi komponen struktur dan perangkat sensor. Peningkatan kemampuan bidang sensor akan memungkinkan Super Hornet bisa berbagi data lebih banyak dengan pesawat sistem peringatan dini dan E-2D Advanced Hawkeye maupun dengan jet tempur penyerang elektronik F/A-18G Growler.
Tautan: Produksi 18 Super Hornet untuk AL AS, Boeing Dapat Siraman 862,2 Juta Dolar
Perubahan lainnya adalah penggunaan komponen infrared search and track (IRST) generasi kedua. Perangkat ini memungkinkan Super Hornet mendeteksi pesawat musuh lebih baik tanpa harus menggunakan radar.
Tautan: Gas Poll! Blue Angels Akan Gunakan F/A-18E/F Super Hornet
Super Hornet Block III dilengkapi radio dan prosesor tactical targeting netword technology (TTNT). Penambahan perangkat ini memungkinkan dua atau lebih unit Block III saling berbagi data tangkapan IRST satu sama lain.
Block III memiliki tingkat ketertangkapan di radar (RCS) lebih kecil dibanding blok terdahulu. Penggunaan tangki bahan bakar konformal barunya juga memungkinkan Super Hornet menjangkau jarak lebih jauh.
Boeing meneruskan pengembangan F/A-18E/F Super Hornet dari basis F-/A-18 Hornet yang dibuat oleh McDonnell Douglas. Super Hornet mulai mengudara pada 29 November 1995 dan diproduksi secara massal sejak 1997.
Tautan: Dua Tahun Lalu Sepi Pesanan, Kini Produksi Super Hornet ‘Full’ Hingga 2025
Dari 600-an unit Super Hornet yang telah berhasil diproduksi hingga saat ini, hanya dua negara yang menggunakan pesawat ini. Yaitu Amerika Serikat (US Navy) dan Australia (Angkatan Udara/RAAF). AL AS menjadi opertor terbanyak dengan mengoperasikan sekira 580-an unit Super Hornet.
Roni Sontani