ANGKASAREVIEW.COM – Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug mengejar level keselamatan Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (European Aviation Safety Agency) bagi para Instruktur Pilot (IP)-nya. Persiapan pun dilakukan dengan target program dimulai tahun depan.
Menyetarakan dengan level EASA merupakan langkah STPI untuk menyejajarkan para IP-nya dengan requirement khusus bidang keselamatan penerbangan yang kini menjadi mandatori badan keselamatan penerbangan dunia seperti EASA. Sehingga para Instruktur Penerbang STPI bisa mengajarkan Upset Recovery kepada siswa pilot.
Di Eropa, EASA akan mulai menerapkan mandatori silabus Upset Recovery kepada para kadet pilot mulai tahun depan.
Tautan lain: Kepala BPSDM Perhubungan: Lulusan STPI Curug Punya Peluang Besar Jadi Pemimpin Dunia Transportasi
ENAC (Ecole Nationale de l’Aviation Civile) Perancis dipilih STPI untuk pendidikan Upset Recovery bagi para Instruktur Pilotnya karena sekolah yang berada di Kota Dirgantara Toulouse, Perancis bagian selatan ini merupakan lembaga pendidikan penerbangan yang sudah punya reputasi tinggi di dunia.
Lebih dari 60 negara telah mengirimkan siswanya untuk belajar berbagai bidang penerbangan di ENAC Perancis yang berada satu kota dengan pabrik pesawat terbesar Eropa, Airbus.
Tautan: Tepat Waktu, Tiga Dosen STPI Curug Lulus Pendidikan S2 Master Spesialis di ENAC Perancis
Dalam kunjungannya ke ENAC Flight Academy di Carcasonne, Perancis berjarak kurang lebih 1,5 jam perjalanan darat dari Toulouse pada Kamis (14/3/2019), Ketua STPI Capt Novyanto Widadi yang didampingi Kepala Divisi Pengembangan Bisnis STPI Ahmad Kosasih serta Ketua Jurusan Penerbangan Capt. Rinosa Ari Widagdo, mendapat penjelasan detail mengenai program Upset Prevention and Recovery Training (UPRT) dari pihak ENAC.
Tautan lain: Menhub Serahkan Penerbang Lulusan STPI ke Dirjen Hubud dan NUH
“Untuk kadet Perancis, saat ini kami telah menyelenggarakan silabus URPT 11 jam terbang. Ini merupakan pendidikan tambahan yang kami terapkan kepada para kadet penerbang,” ujar Amphimaque yang didampingi Fabrice Fabre, Manager Pengembangan Bisnis ENAC.
Namun demikian, pihaknya memberikan kebebasan kepada negara pengirim kadet untuk memilih program URPT yang akan dilaksanakan.
“Kami menyelenggarakan 10 jam terbang bagi siswa pilot asing untuk Program URPT. Namun, hal ini tidak mutlak harus 10 jam terbang. Seperti siswa pilot dari China, mereka hanya minta lima jam terbang dual aerobatic flight tanpa solo aerobatic,” tambah amphimaque.
Tautan lain: Ditanya Soal Solusi Pilot Nganggur, Ini Jawaban Ketua STPI Curug
Instruktur-instruktur Pilot di ENAC, sudah memiliki kualifikasi untuk mengajar URPT. Kualifikasi ini adalah untuk mengajari siswa pilot melakukan terbang aerobatik dasar. Kemampuan ini diperlukan oleh pilot untuk mengatasi kondisi-kondisi khusus pada saat penerbangan.
“Ke depan, mandatori ini akan diterapkan di seluruh dunia. Kalau STPI tidak ikut melaksanakan ini, maka STPI akan ketinggalan dan berada satu level di bawah sekolah-sekolah pilot di negara lain,” ujarnya.
Roni Sontani