ANGKASAREVIEW.COM – Qatar menerima jet tempur omnirole pertama Dassault Rafale dari 36 unit yang dipesan tahun 2015. Penyerahan pesawat dilaksanakan di Fasilitas Dassault Aviation di Merignac, Perancis bagian selatan pada Rabu, 6 Februari 2019.
Acara dihadiri Wakil Perdana Menteri/Menteri Pertahanan Qatar Khalid bin Mohamed al-Attiyah dan Kepala Dassault Aviation Eric Trappier.
Pemerintah Qatar memesan 24 Rafale pada Mei 2015 dan menambahnya 12 unit pada Desember 2017. Jet-jet besi ini akan digunakan untuk menambah kekuatan Angkatan Udara Qatar (Qatar Emiri Air Force/QEAF)
Hubungan Perancis dengan Qatar dalam kemitraan strategis telah terbangun sejak 40 tahun lalu. Yaitu, melalui penggunaan jet tempur Mirage F1, Mirage 2000, dan jet latih Alpha Jet oleh QEAF. Ketiganya buatan Dassault Aviation.
Prototipe Rafale A terbang perdana pada 4 Juli 1986 disusul prototipe Rafale C pada 19 Mei 1991. Jet tempur sayap delta bermesin ganda ini dilengkapi canard guna meningkatkan manuverabilitasnya.
Rafale dalam bahasa Perancis bermakna hembusan angin atau semburan api. Penempur segala peran ini mampu bermanuver pada kisaran -3,6 G hingga 9 G (11 G pada kondisi darurat).
Sebanyak 9 ton muatan senjata dapat dibawa Rafale di 14 cantelan untuk versi angaktan udara. Sementara untuk versi angkatan laut hanya 13 cantelan.
Beragam senjata yang dapat dibawa Rafale antara lain rudal udara ke udara MICA, R.550 Magic, AIM-9 Sidewinder, ASRAAM, AMRAAM, dan Meteor.
Sementara untuk rudal udara ke darat dapat diangkut rudal Apache, AS30L, ALARM, HARM, Maverick, Storm Shadow, PGM100, Exocet, Penguin 3, Harpoon, dan lainnya.
Rafale telah mendapatkan cap combat proven dalam berbagai medan pertempuran. Selain digunakan oleh AU dan AL Perancis, penempur ini telah dioperasikan oleh AU Mesir. India merupakan negara lain yang akan menerima kiriman Rafale untuk memperkuat jajaran AU-nya.
Roni “Raider” Sontani