ANGKASAREVIEW.COM – Skuadron Udara 400 Penerbal baru saja mendapatkan lima heli tambahan jenis AS565 MBe Panther dari 10 unit yang dipesan ke PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung. Beberapa di antara heli tersebut memiliki spesifikasi untuk menjalankan misi peperangan memburu dan menghancurkan kapal selam lawan.
Sobat AR, seperti diketahui, sejak berdirinya tahun 1964, Skuadron Udara 400/Pendaratan Vertikal diperkuat 15 helikopter Mi-4 Hound buatan Uni Soviet (sekarang Rusia). Dengan rincian sembilan unit tipe AKS, lima versi angkut, dan satu versi VIP. Seluruhnya ditempatkan di Pangkalan Udara Waru, Sidoarjo, Jawa Timur.
Helikopter generasi pertama versi antikapal selam (AKS) milik skadron berlambang gurita ini beroperasi tak lama, kurang dari satu dasawarsa. Awal tahun 1970-an, seluruh Mi-4 di-grounded karena tak ada lagi pasokan suku cadang dari negara asalnya.
Berjalannya waktu, Skuadron Udara 400 sempat yang sempat ‘ditidurkan’ ini kembali dibangunkan pada dasawarsa 1980-an. Dari situ hadir heli AKS jenis Wasp HAS Mk.1 buatan Westland Helicopter, Inggris. Kesepuluh heli Wasp tersebut merupakan paket pelengkap dalam pembelian kapal perang jenis frigat kelas Tribal dari Inggris dan kelas Van Speijk dari Belanda.
Sayangnya, helikopter AKS generasi ke-2 milik Skuadron Udara 400 tersebut tak berlama-lama berdinas. Seluruhnya dipurnabaktikan di pengujung 1990-an.
Sejak itu, tak ada lagi kekuatan penggebuk kapal selam yang beroperasi dari kapal perang TNI AL. Skuadron Udara 400 hanya mengoperasikan beberapa unit heli serbaguna NBell-412 dan Mi-2 Hoplite.
Lama vakum, akhirnya TNI AL kembali menghadirkan heli AKS baru. Diwartakan pada 2011, TNI AL berniat mendatangkan 11 helikopter SH-2G Super Seasprite (6 di antaranya versi AKS) buatan Kaman Aircraft dari AS. Helikopter ini sejenis yang digunakan AL Australia.
Namun, akhirnya pilihan jatuh pada AS565 MBe Panther. Pengadaannya masuk dalam Renstra TNI 2015-2019.
Sobat AR, lalu bagaimana spesifikasi helikopter AKS generasi ketiga Skuadron Udara 400 ini?
Berdasar informasi yang dirilis PTDI, AS565 MBe Panther diawaki dua pilot plus 10 penumpang. Heli dengan MTOW 4,5 ton ini ditenagai sepasang mesin turboshaft Arriel 2N buatan Turbomeca yang masing-masing berdaya 1.129 shp.
Kecepatan maksimum yang dapat dicapai AS565 MBe Panther yakni 278 km/jam. Ketinggian terbang maksimum 5.865 m dan hovering (melayang di tempat) hingga ketinggian 2.548 m. Jangkauan operasinya sejauh 781 km atau endurance sekira 4 jam dengan kecepatan jelajah antara 140-260 km/jam.
Varian Naval Warfare dari AS565 MBe Panther dapat digunakan dalam misi tempur ASW (Anti Submarine Warfare) untuk melawan kapal selam serta peran ASuW (Anti Surface Warfare) guna meladeni kapal perang pemukaan.
Sebagai pilihan persenjataan berupa torpedo ringan MK46 dari Amerika Serikat atau A.244/S Whitehead buatan Italia maupun rudal antikapal AS 15 TT buatan Perancis.
Kehadiran AS565 MBe Panther bagi Penerbal tentunya akan memperkuat ’tentakel’ sang gurita. Kehadirannya tentu menjadi deterrent effect buat negara lain yang mencoba menggangu kedaulatan NKRI. Selamat datang Panther, selamat bertugas, Jalasveva Jayamahe.
Rangga Baswara Sawiyya
editor: ron
Apakah heli AKS ini sudah fully equipped? Soalnya tidak terlihat sensor2 yg terpasang di body heli. Kalau sudah ada, pingin tahu donk rinciannya. Maklum, mata awam nih, siapa tahu sebenarnya sdh terpasang tapi tersembunyi di dalam body heli.