ANGKASAREVIEW.COMĀ – Dua helikopter terbaru produksi Russian Helicopters (bagian dari Rostec State Corporation) yaitu Mi-171A2 dan Ansat, menuntaskan Tur Asia Tenggara 2018 di Kuala Lumpur Malaysia, Senin (3/12/2018).
Sebelum melaksanakan tur tersebut, kedua heli menghadiri pameran kedirgantaraan Airshow China 2018 di Zhuhai, China pada 6-11 November lalu.
Tur Asia Tenggara dilaksanakan Russian Helicopters dengan mengunjungi Vietnam, Kamboja, Thailand, dan Malaysia. Pada kunjungannya di empat negara ini Russian Helicopters melaksanakan demo terbang dan pameran statik kedua helikopter.
Sejumlah operator, tamu, dan media diundang ke acara tersebut guna mendapatkan penjelasan yang mendetail mengenai kedua heli terbaru andalan Russian Helicopters.
Pada penampilannya di Malaysia, Mi-171A2 dan Ansat menunjukkan performa terbangnya di Sirkuit Internasional F1 Sepang.
Lebih seribu orang pengunjung menyaksikan demo terbang yang dilaksanakan dalam tur di empat negara. Kedua heli total menempuh jarak 5.000 km dalam perjalanan promosinya tersebut.
Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov menyatakan, lebih dari 70 unit heli buatan Russian Helicopters dengan nilai setengah miliar dolar AS berpotensi dibeli dari hasil kehadirannya dalam pameran kedirgantaraan di Zhuhai, China dan Tur Asia Tenggara selama kurang lebih satu bulan ini.
“Hasil yang logis untuk tiga tahun mendatang. Hal ini merupakan bukti nyata dari keunggulan produk dan teknologi helikopter sipil buatan Russian Helicopters di pasar internasional, khususnya di pasar Asia Pasifik,” ujar Manturov sebagaimana dikutip dari siaran pers Russian Helicopters yang diterima Angkasa Review hari ini.
CEO Russian Helicopters Andrey Boginsky menyatakan, sebanyak 70 unit helikopter yang berpotensi dibeli merupakan hasil hitungan kontrak lunak maupun kontrak keras yang telah ditandatangani Russian Helicopters dengan berbagai mitra.
“Contohnya adalah di China, kontrak ditandatangani untuk pengadaan 20 heli Ansat oleh Asosiasi Obat Bencana China. Sementara 50 unit lainnya direncanakan akan dikirimkan kepada para pemesan di Vietnam, Kamboja, Thailand, dan Malaysia,” kata Boginsky.
Boginsky menambahkan, kebutuhan akan helikopter sipil di negara-negara Asia Tenggara diperkirakan sebanyak 420 unit dalam kurun 10 tahun ke depan.
Senada dengan Boginsky, Direktur Industri Kelompok Penerbangan Sipil Rostec Anatoly Serdyukov mengatakan, kawasan Asia Tenggara merupakan salah satu pasar yang besar dengan pertumbuhan industri dan keuangan tercepat di dunia.
“Terkait hal itu, sangat penting bagi Rostec untuk memperkuat posisi di bidang industri helikopter di kawasan ini. Kesepakatan dan pengaturan-pengaturan telah dicapai dalam kerangka tur demo kali ini. Hal ini sebagai bentuk konfirmasi terbaik bagi helikopter-helikopter kami yang sangat potensial,” jelas Serdyukov.
Roni Sontani