ANGKASAREVIEW.COM – Sebanyak 50 orang karyawan AirNav Indonesia dari berbagai tempat penugasan di seluruh Indonesia plus sembilan karyawan dari Departemen Penerbangan Sipil (DCA) Brunei Darussalam mengikuti kursus singkat (short course) kompetensi bidang penerbangan di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug.
Kegiatan dibuka oleh Ketua STPI Capt. Novyanto Widadi, S.AP, MM di Gedung Simulator, STPI Curug, Tangerang, Banten, Senin (29/10/2018).
Peserta dari AirNav Indonesia mengikuti tiga macam kursus singkat penerbangan. Masing-masing adalah: 20 peserta mengikuti kursus Human Factor (29 November – 2 November), 10 peserta mengikuti AIS/MAP Database Refresher, dan 20 peserta mengikuti NOTAM Refresher.
Sementara sembilan peserta dari DCA Brunei yang mengikuti kursus di STPI terdiri dari empat peserta mengikuti kursus Search and Rescue (29 Oktober – 16 November) dan lima orang mengikuti kursus Air Traffic Control (29 Oktober – 16 November).
Ketua STPI dalam sambutan pembukaan short course berharap, agar hasil yang diperoleh para peserta nantinya dapat memberikan kontribusi yang positif. “Selamat mengikuti pendidikan. Kami berharap hasil dari short course ini dapat memberikan kontribusi positif yaitu meningkatkan keselamatan penerbangan,” ujar Capt. Novyanto.
Kepala Divisi Pengembangan Usaha dan Kerjasama STPI Ahmad Kosasih, ST, S.SiT, MT kepada Angkasa Review menerangkan, untuk tahun 2018 STPI menargetkan 3.000 peserta short course penerbangan dengan peserta dari dalam dan luar negeri. Salah satu peserta dari luar negeri di antaranya adalah dari Brunei ini.
Untuk peserta dari dalam negeri, instansi yang mengirimkan karyawannya untuk mengikuti kursus singkat penerbangan di STPI cukup banyak jumlahnya. Antara lain dari AirNAV, Angkasa Pura, dan TNI AU.
Berikutnya, kata Kosasih, Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) juga telah menyatakan minatnya untuk mengirimkan karyawan mereka mengikuti short course di STPI. Antara lain mengenai safety dan security.
“Mereka ingin karyawannya mendapat pengetahuan seperti petugas aviation security (avsec) di bandara. Namun, mereka tidak mengambil materi aviation-nya. Jadi lebih ke matery safety dan security-nya sesuai dengan lingkup pekerjaan mereka di imigrasi wilayah perbatasan,” ujar Kosasih.
Sementara itu, peserta kursus Search and Rescue (SAR) dari Brunei, Kamsani, mengatakan, dirinya mengikuti diklat SAR di STPI sebagai salah satu persayaratan kompetensi yang harus dimiliki personel ATC di Brunei.
Sebelumnya ia telah mengantongi empat sertifikat yaitu untuk Primary, Aerodrome, Radar, dan Approach Non-Radar. Tiga sertifikat pertama diraih dari pendidikan di Singapura. Sementara untuk Approach Non Radar dari pendidikan di Inggris.
“Untuk pendidikan di STPI, ini yang pertama bagi kami. Saya mengambil kursus Search and Rescue. Di Brunei, petugas ATC harus memiliki minimal tiga kompetensi. Ini yang keempat bagi saya,” ujar petugas ATC yang telah bekerja selama 27 tahun itu.
Roni Sontani