ANGKASAREVIEW.COM – Sejak gempa 7,4 Skala Richter melanda Sulawesi Tengah khususnya di wilayah Palu, Sigi, dan Donggala pada 28 September lalu, TNI AU langsung mengerahkan dukungan pesawat angkut militer C-130 Hercules dari Skadron Udara 31 dan Skadron Udara 32 serta CN295 dari Skadron Udara 2.
Kedua pesawat selain membawa personel kesehatan TNI, juga mengangkut personel tim SAR gabungan dan juga logistik untuk para korban gempa.
Pada fase-fase awal, utamanya C-130 sangat ditunggu-tunggu kedatangannya. Bahkan, pesawat angkut bertubuh tambun ini diserbu para pengungsi yang memadati Bandara Mutiara SIS Al-Jufri yang memaksa ingin naik ke pesawat untuk segera pergi meninggalkan wilayah terdampak gempa ke tempat lain.
Enam belas hari pascagempa, kedua jenis pesawat angkut milik TNI AU berjuluk “Rajawali” dan “Kalong” ini masih terus bolak-balik mengangkut personel dan bantuan untuk korban gempa Sulteng.
Baca: TNI AU Beri Sinyal Kuat Pengadaan 5 C-130J Super Hercules
Dilaporkan oleh TNI AU, salah satu Posko Satuan Tugas Udara (Satgasud) TNI yang berada di Lanud Dhomber, Balikpapan hingga kini masih sibuk. Pesawat-pesawat TNI AU terus mengangkut bantuan logistik secara kontinyu dari pangkalan yang berada di Provinsi Kalimantan Timur tersebut.
Seperti yang dilaksanakan Minggu (14/10), pesawat CN295 tampak kembali mengangkut bantuan logistik via Lanud Dhomber Balikpapan. Pesawat ini terbang dari Balikpapan menuju Lanud Sultan Hasanuddin di Makssar dan setelah itu meneruskan penerbangan ke Bandara Mutiara, Palu.
Disebutkan lebih lanjut, Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) TNI bersama seluruh unsurnya termasuk Satuan Tugas Udara (Satgasud) TNI AU berkomitmen melakukan upaya yang diperlukan untuk menangani becana alam di Sulawesi Tengah hingga situasi dan kondisi terdampak gempa di Palu dan sekitarnya kembali normal.
Selain pesawat-pesawat angkut yang dikerahkan oleh TNI AU, pesawat angkut militer dari luar negeri pun berdatangan memberi bantuan untuk korban gempa dahsyat ini.
Roni Sontani