ANGKASAREVIEW.COMĀ – Ketua Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug Capt. Novyanto Widadi, S.AP, MM mewakili Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Kementerian Perhubungan Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, M.Sc menutup pelaksanaan Diklat Pemberdayaan Masyarakat (DPM) STPI 2018 di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (3/10/2018).
DPM STPI 2018 di Samarinda mencakup Diklat Human Factor yang diikuti 75 peserta serta Diklat Safety Management System yang juga diikuti 75 peserta. Total peserta berjumlah 150 orang.
Peserta DPM 2018 kali ini berasal dari berbagai instansi. Mulai dari instansi perhubungan, maskapai penerbangan milik negara maupun swasta, bandara, TNI AU, Kepolisian, Bea Cukai, Industri Pertambangan dan Pupuk, Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan lain-lain.
Dalam laporan pelaksanaan DPM STPI di Samarinda, Kasubag Administrasi Kerjasama Pendidikan dan Praktek Kerja Nyata (PKN) STPI Iwan Koswara menyatakan, pelaksanaan DPM STPI 2018 di Samarinda berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 1 hingga 3 Oktober 2018.
Kegiatan dilaksanakan setiap hari mulai pukul 08.00 WITA hingga 17.00 WITA dan dilanjutkan pada sesi malam hari mulai pukul 19.30 WITA hingga 21.30 WITA. Diklat berikut penutupannya dilaksanakan di Hotel Swiss-belhotel Borneo Samarinda.
Negara hadir di sistem transportasi
Kepala BPSDMP dalam sambutannya yang dibacakan oleh Ketua STPI menyatakan, Kementerian Perhubungan saat ini telah dan sedang melaksanakan pembangunan infrastruktur. Pembangunan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan konektivitas antardaerah di Indonesia dengan harapan dapat menekan kesenjangan antarwilayah serta meningkatkan perekonomian rakyat yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan warga negara Indonesia.
“Pembangunan ini merupakan program bersama di mana masyarakat harus terlibat di dalamnya dan bukan hanya sebagai objek pembangunan. Melainkan, mendorong peran aktif masyarakat di dalam proses pembangunan itu sendiri,” kata Kepala BPSDMP.
Ditambahkan, khusus di subsektor perhubungan udara, pemerintah telah melakukan banyak pengembangan bandar udara dan pembangunan bandar udara baru di seluruh wilayah Indonesia.
“Salah satu yang ada di sekitar kita saat ini adalah pembangunan bandara baru APT Pranoto di Kota Samarinda. Kita semua berharap, pembangunan ini membawa nilai tambah bagi kehidupan bermasyarakat di Kalimantan Timur dan Indonesia pada umumnya,” ujar Kepala BPSDM sebagaimana dibacakan oleh Ketua STPI.
Namun demikian, lanjutnya, Kementerian Perhubungan menyadari bahwa pembangunan fisik harus diikuti dengan pembangunan sumber daya manusia. Pada wilayah ini masyarakat juga memiliki banyak peran.
“Untuk itulah, Kementerian Perhubungan menyediakan anggaran yang cukup untuk penyiapan sumber daya manusia yang secara langsung akan berhubungan dengan sistem transportasi baik di darat, laut, udara dan kereta api. Sekolah-sekolah di Kementerian Perhubungan hadir di masyarakat dalam rangka penciptaan SDM yang ahli dan terampil, baik sebagai operator maupun sebagai regulator di bidang transportasi,” jelasnya.
Ditekankan pula bahwa Kementerian Perhubungan mengejar visi menciptakan sistem transportasi nol kecelakaan atau zero accident. Dalam kaitan ini, dibutuhkan kesadaran bersama bahwa penciptaan keselamatan di bidang transportasi merupakan salah satu acuan utama penyelenggaraan sistem transportasi.
Pekerjaan tersebut, ujar Kepala BPSDMP, tentu saja tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh pemerintah, melainkan harus melibatkan masyarakat baik sebagai pengguna jasa transportasi maupun sebagai operator di bidang transportasi.
“Negara hadir dalam rangka menjamin sistem transportasi yang selamat, aman, dan berkelanjutan. Pendidikan dan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat yang dilaksanakan oleh STPI ini merupakan salah satu bentuk kehadiran negara dalam penjaminan terselenggaranya sistem transportasi yang selamat, aman, dan berkelanjutan,” tandasnya.
Diklat Human Factor dan Safety Management System yang dilaksanakan STPI kali ini, merupakan paket penanaman wawasan tentang bagaimana pentingnya peran manusa dalam terselenggaranya sistem transportasi yang selamat. Diharapkan, para lulusan dari diklat ini dapat menjadi agen-agen perubahan atau menjadi virus-virus penyebar kebaikan di tengah masyarakat terkait upaya menciptakan sistem transportasi yang baik, aman, nyaman, dan selamat.
Pengoperasian bandara baru
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Timur yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Pemprov Kaltim Dr. Hj. Meiliana, SE, MM dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para peserta diklat yang telah mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh STPI ini dengan sungguh-sungguh dan seksama.
“Apresiasi secara khusus kami sampaikan juga kepada jajaran STPI. Semoga materi dan ilmu yang telah diberikan kepada para peserta diklat dapat bermanfaat dan meningkatkan kualitas serta kemampuan para peserta diklat agar lebih berdaya saing dan profesional,” ujar Gubernur Kaltim.
Terkait Bandara APT Pranoto Samarinda, dijelaskan bahwa bandara ini telah beroperasi dengan melayani penerbangan domestik. Ke depan, lanjut Gubernur Kaltim yang dibacakan Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, diharapkan Bandara APT Pranoto akan berkembang menjadi bandara dengan rute domestik dan internasional.
“Tentu saja kita akan sangat membutuhkan tenaga-tenaga terampil di bidang penerbangan dan segenap kebutuhan pendukung lainnya. Oleh karena itu, untuk mencapai hal tersebut kerja sama dengan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug akan terus kita lanjutkan di masa-masa mendatang. Termasuk untuk mendukung pengoperasian bandara-bandara di perbatasan dan pulau-pulau terluar guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara,” pungkasnya.
Roni Sontani
Smoga dgn sering diadakannx diklat seperti ini kita akan menjadi sumber daya yg bermutu…sukses STPI BP3 CURUB TANGERANG…..