ANGKASAREVIEW.COM– Mendarat pukul 01.35 dini hari waktu setempat di Bandara Internasional Kazan, Republik Tatarstan, Federasi Rusia pada Minggu (19/8/2018) suasana sudah terasa sepi. Turun dari tangga pesawat Embraer E-170 maskapai S7 Airlines (Siberia Airlines) yang kami naiki dari Bandara Domodedevo, Moskow udara dingin langsung menyambut walau tidak terlalu menusuk tulang.
Suhu berada di kisaran 12 derajat celcius, masih terbilang ‘hangat’ dibanding -30C bahkan -40C yang biasanya menerpa kawasan Rusia ketika musim dingin.
Tidak perlu naik bus bandara ke terminal kedatangan, kami langsung diarahkan petugas berjalan kaki menuju ruangan pengambilan bagasi yang berada tidak jauh dari tempat parkir pesawat yang kami naiki.
Lima belas menit kemudian, kami sudah mendapatkan koper masing-masing. Keluar dari ruangan itu, seorang sopir sudah menunggu dengan membawa papan kertas bertuliskan nama kami. Dari Bandara Kazan (kode IATA: KZN) ini kami dibawa menuju hotel yang berada di pusat kota berjarak kurang lebih 30 km dari bandara.
Di dalam mobil, lagu pop Rusia mengalun dari stasiun radio yang diputar oleh sopir. Klop sudah, sangat terasa kental berada di Negeri Paman Putin. Mobil melaju cepat hingga sampai di hotel yang telah disiapkan pihak pengundang, Russian Helicopters.
Kesan pertama yang kami dapatkan sepanjang melaju di dalam mobil hingga sampai di hotel, Kazan adalah kota yang sanat bersih dan tertata rapi. Esok harinya, kami sempat melihat-lihat kota itu pada saat pagi dan sore hari.
Museum KHP
Agenda pertama dari kegiatan yang telah disusun, kami mengunjungi pabrik Kazan Helicopters Plant (KHP) di Kota Kazan. Perjalanan tidak terlalu jauh, kurang lebih hanya setengah jam saja dari hotel dengan menggunakan mobil.
Sampai di KHP, terlihat dari depan pabrik helikopter di bawah naungan Russian Helicopters ini bernuansa biru. Akhirnya kami melihat langsung pabrik helikopter asal Rusia ini. Selanjutnya, pemeriksaan terhadap pengunjung dilakukan sebagaimana prosedur termasuk menyerahkan paspor kepada pihak keamanan KHP.
Selesai urusan itu kami diarahkan untuk melihat Museum KHP terlebih dahulu. Kunjungan ke museum biasa menjadi agenda rutin bari para tamu yang hendak melihat fasilitas pabrik ini. Tamu yang datang, tentu saja undangan. Kalau tidak, mereka adalah yang punya kepentingan dengan pabrikan ini.
Pabrik Helikopter Kazan memiliki lahan yang realtif cukup luas untuk ukuran pabrik pesawat sayap putar, yaitu kira-kira 2 km2. Pabrik yang didirikan pada 4 September 1940 ini pertama kali menghasilkan heli Mi-1 pada 1951 dan dilanjutkan dengan produk-produk berikutnya seperti heli Mi-4, Mi-8/Mi-17 dan saat ini Kazan memproduksi tiga jenis helikopter, yaitu Ansat, Mi-8/Mi-17, dan Mi-38.
Guna mengenang produk-produk heli yang telah dibuat, Museum KHP pun melestarikan sejumlah helinya yang telah dipensiunkan. Tampak di halaman museum yang ditumbuhi pohon-pohon itu misalnya Mi-1, Mi-4, dan Mi-14.
Gedung Museum KHP sendiri sebenarnya tidak terlalu besar. Hanya berupa satu aula kecil dengan satu pintu untuk keluar-masuk. Meski demikian, museum ini tampak terawat dan cukup lengkap dari sisi sejarah yang ditempelkan di dinding museum.
Sedikit disayangkan, bahasa yang digunakan dalam keterangan-keterangan dari lintasan sejarah pabrik tersebut adalah Bahasa Rusia. Sehingga, pengunjung yang tidak paham pastinya akan mengalami kesulitan. Lebih dari itu, adanya museum ini cukup memberikan gambaran melalui foto-foto dan model-model pesawat yang dipajang.
Direktur Museum KHP, Solomackhin Valeriy Yurevich, menerangkan dalam Bahasa Rusia segala hal terkait museum ini. Keterangannya langsung diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris oleh pendamping dari pabrik Kazan.
Meski museum ini bercerita tentang helikopter atau chopper buatan Russian Helicopters, ada yang unik karena di dalam museum ini justru terdapat satu pesawat latih yaitu Polikarpop Po-2 atau U-2 Mule yang diproduksi sebelum Perang Dunia II pecah. Po-2 terbang perdana pada 1927 dan merupakan salah satu pesawat terlaris di masanya dengan jumlah produksi mencapai 30.000 unit hingga tahun 1951.
Selain itu, di meja dekat pesawat terdapat papan catur. Permainan catur dan Uni Soviet ketika itu, memang sangat erat hubunganya. Benda tersebut menerangkan bahwa pilot AU Rusia di masa lampau seringkali bermain catur di sela waktunya. Kegiatan dilaksanakan untuk menghilangkan stres dan sekaligus sebagai cara pilot-pilot Uni Soviet/Rusia mengasah kemampuan strategi menyerangnya.
Roni Sontani