ANGKASAREVIEW.COM – Melanjutkan kisah sebelumnya, Sobat AR. Pada tahun 2004, setelah menyelesaikan pendidikan SMA, Indri pun langsung menjajal untuk mendaftar seleksi penerimaan calon siswi Sepolwan.
Pada kesempatan pertamanya, ia langsung lulus dalam seleksi itu. Memang sudah jalan Allah, padahal banyak gadis belia sepertinya yang juga awam tentang pendidikan kepolisian belum mampu lulus seleksi pada kesempatan perdana.
Selama kurang lebih hampir satu tahun remaja yang baru menginjak usia 17 tahun (saat itu) ini menjalani pendidikan. Di Sepolwan ia dididik selama lima bulan, ditambah magang di Polresta Metro Bekasi selama lima bulan dan pembulatan pendidikan selama satu bulan.
Sebagai remaja yang masih belum terbiasa dengan pendidikan kepolisian, ia mengaku bahwa pendidikan kala itu amat berat baginya.
Baca Juga:
Bintara Ini Satu-satunya Polwan Penunggang Helikopter di Kepolisian Udara
Kisah Polwan Penunggang Enstrom 480B (Bagian I: Ambisi Vs Nurani)
Karena ia siswi pengiriman Polda Metro Jaya (Jakarta), maka untuk magang dia ditempatkan sesuai dengan domisili. Di Polresta Metro Bekasi, selama Januari hingga Juli Indri ditempatkan di bagian Pengamanan Objek Vital (Pam Obvit). Tentunya pekerjaan rutinitas Indri tak jauh dari melakukan patrol kemananan kota, Sobat AR.
Tes Pramugari
Terhitung Juli 2005, Indri kemudian memulai debut dinas aktifnya hingga Februari 2006. Saat masa dinas aktifnya memasuki bulan kedelapan Indri mendapat telfon dari Polda Metro Jaya (PMJ) untuk mengikuti tes menjadi pramugari.
“Tesnya pagi itu juga, dan kedatangan saya ditunggu. Memang dicari yang basic-nya bahasa Inggris. Waktu itu saya baru lepas piket, saya enggak tahu tesnya untuk apa waktu itu,” ujarnya.
Sesampainya di PMJ ia terheran, Sobat AR, banyak Polwan yang sudah berdandan dan berpakaian PDH (pakaian dinas harian) dengan rapih. Sementara dirinya yang baru selesai piket malam masih mengenakan PDL (pakaian dinas lapangan) dan berpenampilan seadanya.
Sesampainya di PMJ pun ia masih belum mengetahui dirinya akan mengikuti tes apa.
“Kondisinya saat itu saya semaleman piket dan saya kurang tidur, terus saya disuruh psikotes. Yaudah, saya jalanin walaupun berat banget karena enggak tidur semaleman. Nanya-nanya, kata teman saya itu tes buat pramugari,” ungkap Indri.
Bersambung..
(ERY)