AIRSPACE REVIEW – Pesawat tempur generasi keenam Angkatan Laut AS (US Navy) yang akan dikembangkan dan saat ini diberi kode F/A-XX, kemungkinan akan menjadi jet tempur berawak terakhir yang dioperasikan US Navy.
Direktur Divisi Peperangan Udara US Navy Laksamana Muda Michael Donnelly mengatakan hal itu pada acara Konferensi Sea Air Space di AS baru-baru ini.
Dikatakan, F/A-XX akan dilengkapi dengan kemampuan dan teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (machine learning).
Pesawat tersebut dirancang dapat memberikan lebih banyak kesadaran medan tempur dan meningkatkan cara penerbang angkatan laut membuat keputusan.
Ditegaskan bahwa kemajuan teknologi dapat membantu membawa US Navy ke era baru di mana pesawat berawak dan nirawak beroperasi bersamaan secara kolaboratif.
“Ini bisa jadi jet tempur berawak taktis terakhir yang kami operasikan di Angkatan Laut,” ujar Donnelly.
“Ini akan benar-benar terjadi pada titik di mana kita lebih banyak melibatkan kecerdasan buatan daripada orang, dan menjadi jembatan menuju integrasi penuh menuju wing udara hibrida,” lanjutnya.
F/A-XX akan memungkinkan US Navy untuk beroperasi di lingkungan yang diperebutkan dan mengalahkan musuh dengan cara yang melampaui pesawat tempur Angkatan Laut AS saat ini.
Donelly tidak mengatakan kapan pengumuman tentang F/A-XX akan dilaksanakan.
Sebelumnya, pada 21 Maret 2025 Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan jet tempur F-47 Next Generation Air Dominance (NGAD) yang akan dibuat Boeing. Pesawat ini mengalahkan rancangan yang diajukan oleh Lockheed Martin.
Untuk kontestan F/A-X saat ini tersisa Boeing dan Northrop Grumman bersaing untuk menjadi pemenang.
Di acara Sea Air Space beberapa waktu lalu, Donnelly mengatakan bahwa F/A-XX diharapkan dapat terbang lebih dari 25% lebih jauh daripada jet tempur US Navy saat ini.
Seperti diketahui, F/A-18E/F Super Hornet memiliki jangkauan tempur sekitar 1.275 mil laut (2.052 km) dan F-35C Lightning II dapat terbang lebih dari 1.200 mil laut (1.931 km). (RNS)