AIRSPACE REVIEW – Jepang dan Amerika Serikat telah mengumumkan peluncuran program produksi bersama Rudal Udara ke Udara Jarak Menengah Canggih (AMRAAM) AIM-120. Kantor Berita Jepang Kyodo News memberitakan pada 30 Maret 2025.
Pengumuman tersebut disampaikan dalam sebuah pertemuan di Tokyo antara Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth dan Menteri Pertahanan Jepang Jenderal Nakatani.
Berdasarkan kerangka kerja, kontraktor pertahanan Jepang berkolaborasi dengan Raytheon dalam produksi komponen utama, perakitan akhir, dan integrasi sistem, yang didukung oleh perjanjian transfer teknologi.
Hal tersebut akan meningkatkan kapasitas produksi pertahanan domestik Jepang dan mengurangi ketergantungan pada rantai pasokan luar negeri, serta memastikan ketersediaan rudal yang berkelanjutan di saat krisis.
Langkah produksi bersama rudal AIM-120 dilakukan sebagai respons terhadap tantangan keamanan regional yang terus berkembang, terutama menghadapi ancaman yang datang dari China dan Korea Utara.
AIM-120 adalah rudal antipesawat jarak menengah yang dikembangkan oleh perusahaan pertahanan AS, Raytheon.
Ini adalah salah satu rudal udara ke udara BVR (beyond-visual-range) paling canggih yang saat ada di dunia ini.
AIM-120 memiliki fitur active radar homing, yang memungkinkan pilot untuk menyerang target tanpa panduan berkelanjutan setelah peluncuran atau memiliki kemampuan “tembak-dan-lupakan”.
Varian terbaru AIM-120D menawarkan jangkauan tembak hingga 160 km serta menawarkan peningkatan kinerja kinematik, navigasi tengah lintasan berbantuan GPS, dan electronic counter-countermeasures (ECCM) canggih.
Fitur-fitur ini memberikan AIM-120D kemampuan serangan handal terhadap target yang sangat lincah, bahkan dalam lingkungan peperangan elektronik (EW).
Bagi Jepang, integrasi rudal AIM-120 tersebut sangat relevan dengan armada jet tempur mereka saat ini yang terdiri dari Boeing F-15J dan Mitsubishi F-2 serta Lockheed Martin F-35A. (RBS)