AIRSPACE REVIEW – Perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan membuat industri senjata terus berinovasi mengembangkan persenjataan baru yang makin canggih dan efektif untuk digunakan di medan tempur.
Salah satunya adalah Proyektil Drone Solist yang dikembangkan oleh konsorsium КЭМЗ Rusia.
Dideskripsikan, senjata baru ini sebagai kombinasi rudal berpemandu antitank (ATGM) dengan drone FPV (first-person view).
Video yang beredar di X memperlihatkan Proyektil Drone Solist saat diuji tembak terhadap kendaraan lapis baja dan pasukan Ukraina.
Sistem senjata hibrida ini saat ini tengah menjalani uji tempur langsung di Republik Rakyat Donetsk (DPR).
TASS melaporkan, rudal tersebut dikerahkan di Ukraina dalam jumlah terbatas untuk menilai kinerjanya di medan perang.
Jika berhasil, Proyektil Drone Solist akan segera diproduksi massal sebanyak 2.000 unit per bulan.
Proyektil Drone Solist dirancang untuk mengisi celah operasional antara sistem mortir dan rudal berpemandu antitank.
Tidak seperti ATGM konvensional yang memerlukan garis pandang yang jelas, dan mortir yang lintasannya tidak dapat disesuaikan setelah peluncuran, maka Proyektil Drone Solist dapat dipandu secara aktif selama meluncur menuju sasaran.
Untuk spesifikasinya, Proyektil Drone Solist berdimensi panjang 1,2 m, berat 20 kg, dan ditenagai oleh motor roket. Kecepatannya mencapai 500 km/jam dan ketinggian maksimum 2.000 m.
Proyektil Drone Solist dilengkapi dengan hulu ledak yang dapat dipertukarkan dari keluarga PG-7 dan PG-9, yang umum digunakan dalam peluncur roket RPG-7 dan SPG-9.
Operator mengendalikan rudal terbang ini melalui kacamata FPV dan sistem pengendali jarak jauh, menerima umpan video waktu nyata dari kamera drone.
Sistem panduan optik ini memungkinkannya untuk secara efektif menyerang kendaraan lapis baja, helikopter yang terbang rendah, dan posisi yang dibentengi dengan presisi tinggi. (RBS)