AIRSPACE REVIEW – Dalam Forum Pertahanan dan Strategi Paris, Menteri Pertahanan Polandia Władysław Kosiniak-Kamysz mengumumkan bahwa Prancis telah menyatakan minatnya untuk mengakuisisi sistem penyebar ranjau Baobab-K dan Piorun MANDPADS yang dikembangkan oleh industri pertahanan Polandia.
Baobab-K ini dikembangkan oleh konsorsium pertahanan Polandia yang dipimpin oleh Huta Stalowa Wola (HSW), dengan mitra Jelcz, BZE Belma, dan Institut Teknologi Teknik Militer.
Menggunakan platform truk militer Jelcz 662D.43, sistem ini dilengkapi dengan enam modul peluncur ranjau, masing-masing berisi 20 barel yang mampu menampung lima ranjau per barel. Sistem ini mampu menyebarkan hingga 600 ranjau antitank.
Proses penyebaran otomatis dilakukan dari dalam kendaraan dengan bantuan komputer yang menghitung kecepatan kendaraan, pengaturan peluncur, dan interval pelepasan ranjau.
Baobab-K mampu membuat ladang ranjau hingga sepanjang 1.800 m dalam waktu sekitar 22 menit, dengan penyebaran ranjau berkisar antara 30 hingga 90 m.
Prancis juga tertarik dengan sistem rudal pertahanan udara panggul Piorun, meskipun telah memiliki rudal pertahanan udara Mistral.
Kelebihan Piorun adalah dimensinya yang ringkas dan berbobot ringan. Memungkinkan penyerangan target yang lebih fleksibel dibandingkan dengan Mistral yang dipasang tetap atau ditempatkan di atas kendaraan.
Piorun MANPADS dikembangkan oleh Mesko bekerja sama dengan CRW Telesystem-Mesko dan Universitas Teknologi Militer, merupakan versi perbaikan dari sistem Grom sebelumnya.
Sistem ini memiliki ketahanan lebih baik terhadap tindakan balasan dan kemampuan penargetan lebih baik terhadap ancaman udara yang tidak terdeteksi.
Piorun dirancang untuk menyerang pesawat, helikopter, drone, dan target udara lainnya pada jarak antara 400 m dan 6,5 km serta ketinggian antara 10 m dan 4 km. (RBS)