AIRSPACE REVIEW – Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan, Ukraina dapat menerima lebih banyak jet tempur Mirage 2000 dari negara ketiga. Dengan pernyataan ini Prancis mendukung penuh negara lain yang ingin menyumbangkan jet Mirage 2000-nya untuk digunakan oleh Angkatan Udara Ukraina melawan pasukan Rusia.
Sejauh ini, selain Prancis yang telah mengirimkan sejumlah jet Mirage 2000-5F ke Ukraina, belum ada negara lain yang secara terbuka menyatakan kesediaannya untuk mentransfer pesawat tempur buatan Dassault Aviation tersebut ke Kyiv.
Defense Express mencatat, tujuh negara di luar Prancis saat ini mengoperasikan total sekitar 240 Mirage 2000. Negara-negara tersebut adalah:
Mesir: 15 Mirage 2000EM, 4 Mirage 2000BM
Yunani: 5 Mirage 2000EG, 24 Mirage 2000-5/Mk II
India: 44 Mirage 2000H/I, 11 Mirage 2000TH/TI
Peru: 10 Mirage 2000P, 2 Mirage 2000DP
Qatar: 9 Mirage 2000-5EDA, 3 Mirage 2000-5DDA
Taiwan: 45 Mirage 2000-5EI, 9 Mirage 2000-5DI
Uni Emirat Arab: 44 Mirage 2000-9/EAD/RAD, 15 Mirage 2000-9DAD
Dari daftar negara pengguna jet Mirage 2000 tersebut, terdapat negara-negara yang berafiliasi dengan Rusia dalam hal kerja sama industri pertahanan, sehingga kecil kemungkinan mereka akan menyumbangkan pesawatnya kepada Ukraina.
Yunani dinilai berkemungkinan dapat mentransfer jet Mirage 2000-nya ke Ukraina. Sebab, Athena telah memiliki pengganti armada Mirage 2000, yakni jet Rafale yang sama-sama dari Prancis.
Di sisi lain, tawaran ekspor Mirage 2000 Yunani ke India sejauh ini belum mendapatkan respons positif karena India tampaknya lebih memilih untuk menambah armada Rafale dibanding Mirage 2000.
Qatar dan Uni Emirat Arab, berkemungkinan juga untuk mentransfer armada Mirage 2000 mereka. Sebab, Qatar telah mengoperasikan Rafale, sementara Uni Emirat Arab telah memesan 80 Rafale dari Prancis.
Bagaimanapun, sumbangan jet Mirage 2000 oleh negara pendonor akan dipengaruhi oleh faktor politik internasional dan apakah negara-negara tersebut merupakan pendukung Ukraina atau bukan. (RNS)