AIRSPACE REVIEW – Sebagai bagian dari upaya memperkuat kesiapan operasional armada EMB 314 Super Tucano milik TNI Angkatan Udara (TNI AU), pada bulan Januari 2025 lalu PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Embraer dari Brasil telah menyepakati Framework Agreement (FA).
Kerja sama tersebut ditandatangani oleh Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI Moh Arif Faisal dan Director Customer Support & Services Embraer Marcio Rodolfo Moreira.
Penandatanganan yang dilaksanakan di Kantor Kementerian Pertahanan RI di Jakarta ini disaksikan oleh Kepala Pusat Alat Peralatan Pertahanan Baranahan Kementerian Pertahanan RI Marsma TNI Yusran Lubis dan Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan.
Kerangka kerja sama PTDI – Embraer menegaskan komitmen kedua industri untuk meningkatkan kesiapan pesawat Super Tucano sebagai salah satu aset strategis TNI AU dalam menjaga stabilitas keamanan nasional.
Melalui FA ini, PTDI resmi ditunjuk sebagai Spares Acquisition Center untuk memenuhi kebutuhan komponen Super Tucano TNI AU.
Embraer dan PTDI juga akan membahas dan menjajaki pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan kemampuan lokal dalam perawatan pesawat, perbaikan dan overhaul komponen, serta modifikasi.
Kolaborasi ini turut membuka peluang transfer teknologi dan peningkatan kapabilitas industri dalam negeri, yang akan memberikan manfaat jangka panjang bagi ekosistem pertahanan Indonesia.
Mengenai Super Tucano adalah pesawat serang ringan bermesin turboprop tunggal dan memiliki tempat duduk ganda (tandem).
Pesawat ini dapat diandalkan untuk melaksanakan operasi Counter-Insurgency (COIN), pengintaian bersenjata, patroli pengamanan perbatasan dan misi serangan taktis lainnya.
TNI AU telah menerima 16 pesawat Super Tucano. Empat pesawat pertama diterima pada Agustus 2012 dan sisanya tuntas pada 2016.
Seluruh pesawat Super Tucano TNI ditempatkan di Skadron Udara 21, Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur. (RBS)
Tidak jadi mangkrak …
Tidak jadi pension ..
Mudah2an ditambah lagi …..8 atau 11 …biar agak banyak…