AIRSPACE REVIEW – Setelah memesan 80 unit jet tempur Dassault Rafale F4 dari Prancis pada 3 Desember 2021, kini terungkap bahwa negara kaya Uni Emirat Arab (UEA) juga telah memesan ratusan senjata mutakhir untuk melengkapi armada Rafale-nya tersebut.
Sumber yang mengetahui kontrak dimaksud, mengungkapkan bahwa UEA mengakuisisi 300 rudal udara ke udara jarak jauh Meteor dan 600 rudal udara ke udara jarak pendek-menengah MICA NG.
Tidak hanya rudal udara ke udara yang dibeli, UEA juga melengkapi armada Rafale Angkatan Udara Uni Emirat Arab (UAEAF) dengan rudal jelajah udara ke darat jarak jauh Storm Shadow (SCALPR-EG) yang dirancang untuk menyerang target strategis. Rudal ini memiliki jangkauan 290 hingga 560 km.
UAE juga memesan bom pintar AASM Hammer yang dipandu oleh GPS/INS dan sistem laser, serta rudal antikapal Exocet AM39.
Semua persenjataan tersebut dibuat oleh konsorsium Eropa, MBDA.
Produksi awal semua rudal akan dilakukan di fasilitas MBDA di Prancis. Setelah itu perakitan lokal Meteor, MICA-NG, dan bom AASM akan dilakukan di UEA melalui pusat teknik bersama yang didirikan dengan mitra Prancis.
Sumber menyebutkan paket persenjataan Rafale yang dibeli UEA bernilai sekitar 2 miliar euro. Angka ini melengkapi biaya pembelian 80 jet Rafale F4 yang mencapai 16 miliar euro.
Pada 29 Januari 2025 lalu, Dassault Aviation telah meluncurkan jet tempur Rafale F4 pertama pesanan UEA di fasilitas produksi Dassault Aviation di Bordeaux-Mérignac, Prancis.
Peluncuran dilakukan oleh CEO Dassault Aviation Éric Trappier dihadiri oleh Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Sébastien Lecornu dan Menteri Pertahanan UEA Mohamed Bin Mubarak Fadhel Al Mazrouei.
Pengiriman Rafale F4 UAEAF diharapkan akan dimulai pada tahun 2027 dan selesai pada tahun 2031. (RNS)
Sultan mah klo jajan borong sekalia, ga ada cerita ngeteng2. Bungkus sekian lusin langsung paket komplit.
UEA punya rudal meteor Israel langsung keluh kesah. Mesir saja tidak bisa punya gara gara Israel mengajukan keberatan ke Perancis. Israel termasuk anak emas bagi eropa.
Itu aji mumpung UEA, kalou terjadi perubahan politik dunia lawan barat, UEA sudah aman karena stok rudal banyak, gak kena embargo,
Kaloupun rudalnya bertahun tahun disimpan, masih ada kok yg mau beli