AIRSPACE REVIEW – Jet tempur Dassault Rafale F5 dicanangkan beroperasi mulai tahun 2035 sebagai jet tempur andal yang dilengkapi dengan komputasi mutakhir serta dikawal oleh nEUROn UCAV sebagai loyal wingman-nya.
Rafale F5 dirancang dapat melaksanakan berbagai peran, mulai dari pengintaian, mengganggu pertahanan musuh, hingga melakukan penyerangan.
Kepala Staf Angkatan Udara dan Antariksa Prancis (AAE) Jenderal Jérôme Bellanger memaparkan visi tersebut dalam wawancara dengan Le Figaro pada 27 Februari.
“Medan perang telah berubah menjadi medan elektromagnetik,” ujarnya memberikan penekanan pada kata kunci tersebut.
“Kita harus menemukan pertahanan udara musuh, menyerang, dan menghancurkan mereka dengan cepat,” tambahnya,
Rafale F5, kata dia, akan melakukan hal itu dengan teknologi yang menjembatani kesenjangan dengan Sistem Udara Tempur Masa Depan (FCAS) yang sedang dikembangkan.
Bellanger juga menekankan bahwa Rafale tidak akan terbang sendirian, melainkan didampingi loyal wingman yang dapat melakukan tugasnya sekali jalan atau digunakan kembali.
“Bayangkan pesawat nirawak yang mendeteksi ancaman, menyampaikan informasi intelijen, dan menerima perintah untuk menetralisirnya,” jelasnya.
“Beberapa mungkin mati agar misi tetap berjalan. Ini adalah cara membersihkan jalur untuk serangan yang mendarat di tempat yang seharusnya,” lanjutnya.
Rafale F5 akan dilengkapi dengan rudal RJ10 yang dikembangkan oleh MBDA di bawah program FMAN/FMC Prancis-Inggris.
Ini adalah rudal hipersonik bertenaga ramjet, sehingga diberi inisial RJ yang merupakan singkatan dari ramjet.
Rudal ini dirancang dapat terbang dengan kecepatan Mach 3 hingga 5 untuk menghancurkan markas komando dan pertahanan udara musuh. (RNS)