AIRSPACE REVIEW – Amerika Serikat menghentikan bantuan untuk membantu Ukraina memulihkan sistem energinya yang telah hancur akibat serangan Rusia.
NBC News, mengutip dua pejabat USAID yang bekerja pada misi Ukraina, mengatakan keputusan tersebut dibuat oleh Departemen Luar Negeri AS minggu ini.
Hal ini secara signifikan akan melemahkan kemampuan pemerintahan Ukraina untuk bernegosiasi mengenai gencatan senjata, kata pejabat tersebut.
“Dan hal ini juga akan memberi sinyal kepada Rusia bahwa kami tidak peduli dengan Ukraina atau investasi kami di masa lalu,” lanjut pejabat USAID yang terlibat dalam misi Ukraina.
Pejabat itu mengatakan bahwa Rusia sedang berperang dalam dua arah di Ukraina, yakni perang militer dan perang ekonomi.
“Mereka mencoba menghancurkan ekonomi, tetapi USAID telah memainkan peran utama dalam membantu negara itu menjadi tangguh, termasuk menopang jaringan energi Ukraina. Kami telah memberikan sejumlah besar dukungan kepada pemerintah Ukraina untuk menghindari krisis ekonomi makro,” ujarnya menambahkan.
Katarina Mathernova, Duta Besar Uni Eropa untuk Ukraina, pada musim panas 2024 mengatakan bahwa serangan Rusia telah merampas lebih dari sembilan gigawatt (GW) produksi listrik Ukraina sejak bulan Maret.
Jumlah tersebut setengah dari yang dibutuhkan untuk memberi daya pada Ukraina selama musim dingin lalu.
Sebelum Rusia melancarkan operasi militer skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022, negeri itu memiliki kapasitas terpasang 56 GW dan kapasitas aktual 36 GW.
Sebagai perbandingan, satu GW cukup untuk memberi daya pada sekitar 750.000 rumah secara bersamaan di AS.
Ukraina telah kehilangan sembilan kali lipat dalam waktu tiga bulan selama serangan Rusia pada musim panas 2024.
Meskipun sebagian dari sistem energi di Ukraina telah dipulihkan dalam beberapa bulan terakhir, bantuan yang ditangguhkan dari Washington dapat menjerumuskan Ukraina ke dalam kegelapan yang mirip dengan musim panas 2024, ketika listrik hanya tersedia selama empat jam sehari pada waktu-waktu tertentu.
Serangan Rusia terhadap infrastruktur gas Ukraina dalam beberapa bulan terakhir juga telah merampas 40% produksi dalam negeri Ukraina.
Hal ini memicu kekhawatiran bahwa Ukraina mungkin tidak dapat menjaga rumah tetap hangat selama musim dingin, ketika suhu dapat mencapai di bawah titik beku. (RNS)