AIRSPACE REVIEW – Pratt & Whitney, anak perusahaan RTX, mendapatkan kontrak tiga tahun senilai hingga 1,5 miliar USD untuk perawatan mesin F119 yang digunakan oleh jet tempur F-22 Raptor Angkatan Udara AS (USAF).
Kontrak menyebutkan, Pratt & Whitney akan meningkatkan kesiapan 400 mesin F-22 yang telah mengumpulkan lebih dari 900.000 jam terbang tersebut.
“Tingkat kesiapan dan keandalan F119 tidak pernah lebih penting, dan kami meningkatkan keduanya sambil menurunkan biaya siklus hidup,” kata Jill Albertelli, Presiden Military Engines di Pratt & Whitney.
F-22 Raptor ditenagai oleh dua mesin F119 yang masing-masing menghasilkan kekuatan dorong lebih dari 35.000 pon. Dengan mesin ini Raptor mampu terbang hingga ketinggian di atas 65.000 kaki.
Keunggulan utama F-22 adalah kemampuannya mempertahankan kecepatan supersonik tanpa afterburner yang dikenal sebagai supercruise.
Fitur ini meningkatkan efisiensi bahan bakar dan memperluas jangkauan operasional, sehingga memberikan keunggulan strategis dalam skenario pertempuran.
Perusahaan mengatakan, Pratt & Whitney telah memperkenalkan langkah-langkah penghematan biaya untuk mesin F119 melalui program Usage Based Lifing (UBL).
Selain itu, perusahaan telah meningkatkan kinerja kinematik mesin melalui jadwal kontrol mesin yang diperbarui.
Kontrak ini memperkuat komitmen USAF untuk mempertahankan armada F-22 sekaligus memastikan efektivitas operasional jangka panjang. (RNS)